Bogor- Sekertaris Tarbiyat Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (PB JAI), Agus Sifti Ahmad menerangkan sejarah Kursus Pendidikan Agama (KPA) 2022.
Dahulunya KPA dikenal dengan nama ‘Latihan Kerohanian’ yang sempat berjalan beberapa tahun sebelum ganti nama.
Hal tersebut disampaikan Sekertaris Tarbiyat PB JAI, Agus Sifti Ahmad dalam pembukaan KPA Nasional 2022 di Markaz JAI, Kemang, Kabupaten Bogor.
Dalam sambutannya, Agus Sifti menceritakan bahwa awal mula istilah KPA yang dikenal saat ini yakni ‘Latihan Kerohanian’
“Awal nama dari istilah KPA adalah Latihan kerohanian istilah ini berjalan pada periode tahun 1975-1977. Pada Periode 1977-1979 namanya kemudian diganti menjadi Kursus Kerohanian,” ujarnya.
Selain itu, Agus Sifti pun menyampaikan perjuangan para peserta KPA di medio 1970-an dimana saat itu peserta harus membawa peralatan sendiri.
“Peralatan keperluan pribadi mulai tikar, bantal, piring, sendok, dsb. selama ikuti latihan kerohanian mau pun kursus kerohanian biaya makan ditanggung sendiri oleh para peserta,” ungkapnya.
Kemudian, pada tahun 1980 hasil Syuro Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia di sepakati nama dengan istilah Kursus Pendidikan Agama (KPA).
“Pada tahun 1980 pada Syuro Nasional Jemaat Indonesia di Denpasar-Bali, Naib Sadr II saat itu berjuang untuk mengganti istilah menjadi KPA atau kursus pendidikan agama yang kita kenal sekarang,” terang Agus Sifti.
Lebih lanjut dirinya menaruh harapan kepada para panitia untuk tidak surut semangat pengkhidmatan dalam melayani para peserta KPA.
“Walaupun pelaksanaan KPA sekarang lebih singkat dibanding dengan pelaksanaan KPA offline tahun sebelumnya,” kata Agus.
“Tetapi besar harapan kami hal ini tidak menyurutkan semangat pengkhidmatan terutama untuk rekan-rekan Panitia KPA dalam melayani para Peserta KPA agar KPA ini bisa tetap terlaksana dengan maksimal,” sambungnya.
Agus Sifti berpesan kepada para peserta KPA untuk saling mengenal sesama Ahmadi dan menaruh kecintaan kepada mesjid.
“Semoga dengan KPA menjadi ajang silaturahmi, mengenal lebih dekat teman-teman sesama Ahmadi dan juga mengembalikan ghairat semangat para peserta sebagai generasi Ahmadi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan jemaat,” pungkasnya.
Kontributor: Raffi Assamar Ahmad
Editor: Talhah Lukman Ahmad