BOGOR – Ratusan anak muda dari beragam agama dan kepercayaan berkumpul di Cico Resort, Bogor pada Jumat hingga Minggu (8-10/4/2016). Temu Kebangsaan Orang Muda merupakan forum perdana mempertemukan anak muda Indonesia dari berbagai latar belakang etnik, keyakinan, pendidikan, maupun sosial budaya, sebagai satu ikatan sebagai bangsa Indonesia.
Alissa Wahid yang ditunjuk sebagai salah seorang narasumber mengingatkan sejarah bangsa Indonesia yang lahir dari keberagaman.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/bogor/feed/” number=”3″]
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadi ruang pertemuan para aktor gerakan orang muda untuk mendiskusikan dan menyamakan persepsi mengenai kondisi bangsa kekinian, konsolidasi potensi dan menyusun strategi kerja bersama di antara mereka,” kata putri sulung Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid.
Putri Gus Dur lainnya, Yenny Wahid mengajak para pemuda untuk bijak dalam menggunakan media. Pada masa ini, ia mengatakan media massa dan sosial digunakan untuk menyebarkan kebencian (hate speech).
Sementara itu narasumber utama, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengatakan keberagaman adalah pemberian, keniscayaan, serta sunatullah. Ia juga menambahkan tidak akan ada Indonesia tanpa keberagaman.
“Kita adalah makhluk terbatas karena itulah Tuhan menciptakan keberagaman agar saling melengkapi,” ujar pria lulusan Universitas Islam As-Syafiiyah tersebut.
Menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja ini juga menyoroti maraknya konflik keagamaan sekarang ini. Menturutnya agama memiliki sifat isoteris dan eksoteris.
“Konflik sekarang terjadi karena kita terlalu fokus pada sisi eksoterisnya,” imbuhnya.
Selain Menteri Agama, beberapa tokoh lintas agama seperti Savic Ali, Yanuar Nugroho, Shirley Leo, Surya Tjandra dan, Alamsyah menjadi pembicara dalam kegiatan yang diikuti sekitar 100 orang peserta ini.
Para peserta kemudian berdiskusi mengenai beberapa tema seperti pembangunan dan lingkungan hidup, pemberantasan korupsi, tantangan media informasi, dinamika keberagaman, serta pendidikan dan kebudayaan. Hasil akhir dari kegiatan ini antaranya mengajak orang muda bijak bermedia, menggerakkan orang muda untuk melakukan 3M3R dalam pengrlolaan sampah, dan mendorong terciptanya pendidikan tanpa diskriminasi.