AMLA (Ahmadiyah Moslem Lawyer Asosiation) JAI, Fitria Sumarni diundang sebagai narasumber dalam acara Jagongan Online Indonesia Merayakan Perbedaan (17/10/2022). Mengangkat Tema “Mengapa Masih Ada Diskriminasi di Indonesia? Studi Kasus Ahmadiyah” diselenggarakan oleh perkumpulan Indonesia Merayakan Perbedaan.
“Dua hal penyebab terjadinya diskriminasi terhadap Ahmadiyah di Indonesia adalah stigma sesat dan prasangka buruk. Hal yang tersebar secara terstruktur dan masif juga adanya regulasi diskriminatif yang tidak sejalan dengan jaminan HAM dan instrumen HAM internasional dan nasional” Ujar Fitria Sumarni, Ketua Komite Hukum JAI.
Perkumpulan Indonesia Merayakan Perbedaan telah berdiri sejak 2017 oleh tokoh-tokoh agama dari tujuh agama yang ada di Indonesia yang mempunyai visi misi menularkan Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dan toleransi kepada masyarakat Indonesia. Dalam acara ini, penyelenggara juga mengundang beberapa tokoh agama yang turut hadir menyimak.
Fitria menyampaikan bahwa banyak sekali fitnah dan hoaks yang beredar tentang Ahmadiyah bahkan disebarkan juga di institusi pendidikan. Ia mendorong para tokoh agama di perkumpulan Indonesia Merayakan Perbedaan untuk mengawal lembaga pendidikan agar jangan sampai menjadi tempat penyebaran benih-benih intoleransi.
Dalam paparannya, Fitria menjelaskan tentang data regulasi-regulasi diskriminatif terhadap Ahmadiyah. Di level nasional ada SKB 3 Menteri tahun 2008 yang sering sekali dijadikan alat legitimasi oleh kelompok intoleran dalam melakukan tindakan diskriminatif terhadap Ahmadiyah. Contohnya ada walikota yang menolak perpanjangan Ijin Pemakaian Tanah dengan dasar SKB 3 Menteri. Menutup paksa masjid yang dibangun oleh komunitas Muslim Ahmadiyah dengan dasar SKB 3 Menteri. Padahal SKB sama sekali tidak memuat aturan tentang hal tersebut.
Menanggapi paparan tersebut, beberapa tokoh agama menyampaikan apresiasi atas paparan yang disampaikan dan juga mengungkapkan keprihatinan karena diskriminasi masih saja terjadi terhadap komunitas muslim Ahmadiyah.
Kyai Hannan Mannan menyampaikan, “Seharusnya semakin dalam seseorang beragama semakin welas asih dan semakin universal.” Ujarnya.
Ia juga menyampaikan pandangan kemungkinan faktor pemicunya adalah kecemburuan melihat romantisme Ahmadiyah dengan tokoh pendirinya dan untuk mengatasi hal ini Komunitas Ahmadiyah perlu terus menyuarakan bahwa Ahmadiyah juga mengidolakan Yang Mulia Rasulullah saw Muhammad saw. Mungkin hal tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat seakan-akan tokoh pendiri Ahmadiyah menggantikan tokoh Nabi Muhammad saw. Anggapan ini harus dihilangkan di masyarakat.
Ia memandang karena adanya kebijakan diskriminatif terhadap Ahmadiyah, penting menurutnya agar tokoh-tokoh dalam pemerintahan dihadirkan juga dalam acara-acara Indonesia Merayakan Perbedaan. Perbedaan adalah anugerah Tuhan yang seharusnya dirayakan.
Kontributor: Fitria Sumarni