Surabaya – Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) turut hadir dalam forum Temu Nasional (TUNAS) Jaringan Gusdurian di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.
Salah satu perwakilan yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut adalah Maulana Zafar Ahmad Khudori, mulai dari Jumat (14/10) hingga Minggu (16/10).
Pria yang merupakan Mubalig JAI Kebumen itu berangkat ke Surabaya bersama rombongan Gusdurian Banjarnegara. Hal itu dikarenakan kedekatannya dengan Gusdurian.
“Saya sering menghadiri acara resmi Gusdurian dan mengunjungi mereka secara informal,” ujar Maulana Khudori saat dihubungi Warta Ahmadiyah, Selasa (18/10).
Di lokasi acara, ia bertemu dengan anggota Ahmadiyah lainnya yang juga mengikuti acara tersebut. Mulai dari Mubalig JAI yang bertugas di Jawa Timur, Pengurus Besar JAI, hingga anggota Ahmadiyah Bogor yang tergabung dalam Gusdurian.
Bagi Ahmadiyah, Gus Dur merupakan sosok yang sangat familiar. Kedekatannya tercermin dari sikap pembelaan terhadap Ahmadiyah yang dilakukan semasa hidupnya.
Selain itu, Gus Dur juga pernah menerima kunjungan Khalifah Ahmadiyah di Istana Negara pada tahun 2000. Hal itu merupakan pengalaman berharga yang tak terlupakan bagi Ahmadiyah Indonesia.
“Hubungan Jemaat Ahmadiyah sudah sangat lama dengan beliau (Gus Dur) selama gagasan beliau tentang kemanusiaan, pluralisme dan pribumisasi Islam. Tapi puncaknya pada tahun 2000, ketika Presiden Gus Dur menerima Khalifah Ahmadiyah saat berkunjung ke Indonesia,” jelas Maulana Khudori.
TUNAS merupakan forum yang mempertemukan para penggerak Gusdurian dari seluruh Indonesia. Diselenggarakan setiap tiga tahun sekali.
Tahun ini, TUNAS mengusung tema “Menguatkan Integritas Gerakan, Meneguhkan Spirit Kebangsaan”, dihadiri oleh kurang lebih 1.300 pecinta Gus Dur.
Forum tersebut menghasilkan lima poin resolusi dan rekomendasi yang diberi tajuk dokumen “Mempersoalkan Oligarki untuk Inklusi Sosial, Politik dan Ekonomi”.