Yogyakarta – Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta Kembali menerima kunjungan Mahasiswa IAIN Kudus pada hari Selasa, 23 Juli 2024. Kunjungan kali ini merupakan Program PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) IAIN Kudus bekerjasama dengan Institut DIAN/Interfidei.
Program ini sedianya dilaksanakan dalam tiga minggu dan sudah dimulai sejak 11 Juli 2024. Mahasiswa IAIN Kudus memiliki agenda mengunjungi beberapa komunitas-komunitas yang ada di Yogkakarta.
Para peserta merupakan mahasiswa dari Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. Rombongan yang berjumlah dua belas orang tersebut dikoordinir oleh Sumber Gultom Mahasiswa UKDW (Universitas Kristen Duta Wacana) sebagai perwakilan dari Institut DIAN/Interfidei.
Kunjungan mereka ke Masjid Fadhli Umar, Yogyakarta bertujuan untuk mempelajari dan mengenal lebih dekat Ahmadiyah yang dianggap sebagai ajaran ekstrim.
Kehadiran mereka disambut langsung oleh pengurus Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta, yakni Mln Murtiyono Yusuf Ismail, Eko, Saleem, Ghulam dan Anis Tahiratun Nisa.
Acara dimulai dengan sambutan dan ucapan terimakasih atas kunjungan dari rekan-rekan Institut DIAN/Interfidei serta para mahasiswa PPL IAIN kudus oleh Mubaligh Wilayah DIY, Mln. Murtiyono Yusuf Ismail.
Lebih lanjut, rombongan juga mengucapkan terimakasih karena telah diterima oleh rekan-rekan dari Ahmadiyah. Institut DIAN/Interfidei juga sangat berterimakasih karena kerjasama dalam hal pertemuan-pertemuan untuk menambah wawasan dan pandangan mengenai Ahmadiyah senantiasi di sambut baik dan komunikatif oleh Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta sehingga sangat membantu dalam kelancaran program-program Institut DIAN/Interfidei selama ini.
Setelah Mln. Murtiyono Yusuf Ismail mengenalkan mengenai Ahmadiyah, para mahasiswa IAIN Kudus mulai satu per satu melontarkan pertanyaan. Zidan sebagai penanya pertama yang mempertanyakan ”Bagaimana Sejarah berdirinya Jemaat Ahmadiyah”. Disusul dengan pertanyaan-pertanyaan lain, seperti ”Bagaimana Ahmadiyah menanggapi seputar isu tuduhan bahwa Ahmadiyah mengajarkan ajaran ekstrim” , ”dasar Aqidah, hubungan Ahmadiyah Yogyakarta dengan Masyarakat sekitar kemudian hal besar apa yang mendasari Mln Murtiyono Yusuf Ismail bergabung ke Ahmadiyah”, ”Bagaimana Ahmadiyah bisa mendapatkan pengakuan oleh Pemerintah namun ajarannya dituduh menyesatkan.” dan beberapa pertanyaan lainnya.
Banyak pertanyaan kritis dan menarik disampaikan para peserta PPL kepada pihak Ahmadiyah Yogyakarta. Kemudian Salah satunya, Mln. Murtiyono Yusuf Ismail menanggapi isu-isu ajaran ekstrim yang diajarkan oleh Ahmadiyah.
Menariknya ketika Mln. Murtiyono Yusuf Ismail mengkonfirmasi Kembali kepada penanya misalkan ”Apa yang orang tuduhkan bahwa Ahmadiyah mengajarkan ajaran ekstrim?” kemudian penanya menyampaikan, ”Salah satunya adalah para anggota Ahmadiyah menganggap pedirinya adalah seorang Nabi”.
Mengenai hal ini, Mln. Murtiyono Yusuf Ismail memberikan jawaban dengan pertanyaan balik kepada para peserta bahwa ”Bagaimana menurut anda semua jika ada seorang Nabi datang?” Salah satu peserta menjawab, ”Nabi tersebut akan mengajarkan ajaran yang baru atau melanjutkan ajaran Nabi sebelumnya”.
Selanjutnya jawaban tersebut dikonfirmasi benar oleh Mln. Murtiyono Yusuf Ismail. Semua menyatakan setuju dengan penjelasan kawannya tersebut. Kemudian Mln Murtiyono Yusuf Ismail menjelaskan bahwa kedatangan Pendiri Ahmadiyah Hz Mirza Ghulam Ahmad as sifatnya seperti Nabi ciri ke dua tadi. Yakni beliau datang sebagai Al-Mahdi, Al-Masih yang telah dikabarkan oleh Allah Ta’ala dan Hadhrat Muhammad SAW bahwa, ”Dia yang akan datang sebagai Al-Mahdi atau Al-Masih yang hanya akan melanjutkan syariat Nabi Muhammad SAW, Yang kedua beliu Pendiri Jemaat Ahmadiyah menyatakan kedudukan beliau tidak lebih seperti sebutir debu yang menempel di terompah Hadhrat Nabi Muhammad SAW”
. Jadi kehadiran Beliau bukan hendak menggantikan kedudukan dan derajat Hadhrat Nabi Muhammad SAW. Kenabian Beliau seperti kenabian yang ada dalam al Qur’an surah Annisa : 70.
Tak terasa kunjungan tersebut sudah memakan waktu dua jam lebih sehingga tamu juga harus undur diri. Tamu menutup dengan ucapan terimakasih banyak atas informasi yang cukup banyak disampaikan kepada para peserta. *
Kontributor: Tolhah Ahmad