Khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Utusan Huzur, Mln. Luqman Ahmad Kishwar, Shd. dalam Bahasa Inggris lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kalimat demi kalimat oleh Mln. Muhammad Idris merupakan awal rangkaian acara menuju pembukaan Ijtima’ Waqf-e-Nou yang dilaksanakan tanggal 27-29 Desember 2019, di Masjid Mubarak Jemaat Ahmadiyah Kota Medan.
Ruangan Masjid dipenuhi para peserta dan orangtua Waqf-e-Nou dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi ini, juga diisi sebagian ghaer ahmadi sekitar Medan yang memang biasa ikut serta shalat Jum’at. Utusan Huzur menyampaikan cuplikan Khutbah Huzur khusus tentang bagaimana selayaknya menjadi waqf-e-nou yang diharapkan Jemaat.
Ada hal yang menarik dalam suasana shalat Jum’at kali ini, yaitu utusan Huzur mendapatkan pengawalan dari 15 orang khudam yang telah mendapatkan SK tugas dari Sadr MKAI, mereka secara bergantian menjaga, bahkan terus dilakukan selama Ijtima berlangsung.
Sekretaris Waqf-e-Nou PB JAI, Abdur Rahman yang memimpin langsung pembukaan acara dengan diawali pembacaan ayat Suci Alqur’an, lantunan nazm, berbagai kata sambutan-sambutan dan doa pembukaan tanda dimulainya Ijtima’.
Dalam sambutannya, Abdur Rahman menyampaikan bahwa sampai saat ini ada 33 orang anak Waqf-e-Nou Indonesia yang dewasa berkhidmat secara full time di kantor-kantor Jemaat, seperti staf bidang Sekum, Jaidad, Keuangan, MTA, klinik kesehatan, maupun di institusi badan-badan Jemaat.
Sementara itu utusan Huzur dari London, yang menjabat sebagai Incharge Waqf-e-Nou Markaz menyampaikan sambutan bahwa orangtua Waqf-e-Nou merupakan penanggung-jawab paling pertama dalam memberikan tarbiyat yang baik kepada anak, petunjuk-petunjuk tersebut sudah sedemikian jelas diberikan oleh Hazrat Khalifatul Masih yang ke IV (rhm) maupun yang ke V (aba) dalam khutbah-khutbah di MTA.
“Sekarang ini anak-anak dan orangtua bisa mengikuti Waqf-e-Nou Class di MTA maupun di channel youtube, apabila kalian tidak mengerti bahasanya saya sudah perintahkan pengurus Waqf-e-Nou Indonesia untuk menterjemahkannya”.
Ujar beliau yang memiliki 3 orang puteri yang semuanya diwakafkan ke Jemaat.
Usai seremoni pembukaan, acara Ijtima’ pun berlangsung selama 3 hari dari Jum’at hingga Minggu, dengan diisi berbagai perlombaan jasmani, perlombaan rohani, permainan edukatif, wawancara perencanaan karir, berbagi kisah orangtua dan anak waqf dengan para nara sumber, serta shalat berjamaah dan dars subuh dari para Muballighin.
Hal yang tidak kalah menarik adalah ketika dalam sesi tanya-jawab, utusan Huzur berbagi kisah bahwa orangtua beliaupun telah mewakafkan beliau ketika masih kecil dengan menulis surat kepada Hazrat Khalifatul Masih yang ke III saat itu, padahal ketika itu belum ada gerakan Waqf-e-Nou, pada masa itu masih disebut Tahrik-e- Aulad. Sehingga ketika sudah memahami bahwa beliau telah diwakafkan untuk Jemaat, setelah lulus SMA beliaupun masuk ke Jamiah Rabwah untuk mengikuti pendidikan mubaligh.
Ketika dalam sesi tanya-jawab juga, salah seorang orangtua Waqf, yaitu Mln. Muslim Barus mengusulkan agar Jemaat membentuk semacam lembaga pendidikan atau kursus gratis khusus bagi anak Waqf-e-Nou yang tidak mampu secara finansial untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas. Hal ini pun dijawab oleh Utusan Huzur bahwa lembaga semacam itu sudah terbentuk di Rabwah, Canada dan negara lain yang memang memberikan kursus secara tekhnis sesuai bidang bakatnya masing-masing. Hanya tinggal bagaimana Jemaat Indonesia sendiri yang mau merealisasikannya.
Hadir juga dalam acara Ijtima’ kali ini Pengurus Pusat Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia yang membidangi Muawwin Waqf-e-Nou, yaitu Mustaqim yang ikut memantau seluruh rangkaian acara.
Acara diakhiri dengan pemberian hadiah perlombaan dan piagam untuk anak waqf yang telah berprestasi di sekolahnya. Kemudian ditutup dengan sambutan-sambutan dan doa serta foto bersama.
Peserta Ijtima’ yang hadir sebanyak 190 orang, terdiri dari 30 orang Waqf-e-Nou, 35 orang Waqifat-e-Nou, orangtua Waqf 61 orang, anak-anak di luar waqf 8 orang dan panitia 56 orang.
Kontributor : Mln. Nasrun A.M.