Balai Kota Bandung, Kamis, 3 desember 2015
WALIKOTA Bandung Ridwan Kamil, yang akrab dengan panggilan Kang Emil, menyampaikan informasi bahwa menurut rencana, Rabu, 9 Desember 2015 mendatang, Kota Bandung akan mendapat kehormatan dinobatkan oleh PBB sebagai cikal bakal Kota Hak Asasi Manusia (HAM) pertama di Dunia.
Hal itu disampaikan Emil di hadapan anggota perwakilan Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang (FLADS) yang terdiri dari, antara lain, NU, Muhammadiyah, Syi’ah, Ahmadiyah, Kristen, Protestan, Katholik, dan Buddha. Sementara wakil Hindu dan Khong Hu Chu berhalangan hadir.
Seluruh peserta audiensi sekitar duapuluh orang, dan Jamaah Syi’ah diwakili oleh Ketua DPD IJABI Kota Bandung, Yusephalandi.
Kang Emil menerima semua peserta dalam suasana santai tapi serius.
Ki Agus Mubarok yang akrab dipanggil Kang Deden sebagai Ketua FLADS, memberikan apresiasi yang baik atas undangan Walikota ini.
Kehormatan tersebut tentu akan menjadi suatu kebangsaan namun sekaligus juga menjadi beban yang cukup berat bagi Kang Emil sebagai Walikota Bandung.
Karena dengan menyandang gelar sebagai Kota HAM tersebut, tentu toleransi di Kota Bandung harus benar-benar terwujud, sehingga Kota Bandung memang layak menerima penghargaan itu.
Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, Kang Emil mencoba mendengar keluhan yang dirasakan anggota FLADS selama ini.
Wakil dari Syi’ah merasakan tekanan dan ancaman dari kelompok intoleran sejak tiga tahun terakhir.
Walaupun demikian, IJABI akan tetap menghormati hak berekspresi kelompok intoleran untuk berbeda pendapat tentang keyakinan beragama, sepanjang tidak melakukan tindak kekerasan dan terorisme kepada kelompok yang dianggap lian.
Namun, jika kelompok intoleran itu bersikeras nemaksakan pendapatnya disertai tindakan kekerasan dan cara-cara terorisme, maka IJABI menyerahkan unsur pemaksaan kehendak tersebut kepada Kepolisian dan Aparat Penegak Hukum.
Perwakilan dari Kristen dan Katolik mengeluhkan hambatan yang seringkali dialami saat pendirian rumah ibadah mereka, atau pelarangan melakukan ibadah di rumah atau ruko yang mereka tempati.
Wakil dari Jamaah Islam Ahmadiyah, menyoroti sulitnya melakukan kegiatan yang melibatkan jumlah orang cukup banyak dan mengatasnamakan jamaah Ahmadiyah dalam proses pengurusan ijin kegiatan.
Ketua FLADS juga menyoroti data survey dari Setara Institute tentang peringkat tertinggi Jawa Barat, dalam hal intoleransi.
Memang pantas jika di akhir pertemuan, Kang Emil mohon dukungan dan mengharapkan publikasi bahwa komponen FLADS sebagai bagian dari Warga Kota Bandung, siap mendukung, dan mewujudkan Kota Bandung sebagai Kota HAM pertama di Dunia.
K.H. Saiful Abdullah wakil FLADS dari unsur Muhammadiyah, memohon kepada Kang Emil sebagai Pemimpin Kota Bandung saat ini, agar dapat mendamaikan kelompok keras yang saat ini gencar menggagas Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) dengan kelompok Syiah (IJABI) yang selama tiga tahun terakhir ini selalu didiskriminasi dan dipersekusi, karena sebenarnya kedua tokoh utama dari kedua kelompok tersebut adalah berasal dari Bandung. (DS)
Reporter: Dhiat Sukmana
Editor: Yusephalandi & Eddi Rakhman