Jakarta – Juru Bicara Jemaat Ahmadiyah, Yendra Budiana menghadiri pemakaman Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2022).
“Saya mewakili komunitas muslim ahmadiyah menghadiri pemakaman yang terhormat alm. Prof. Azmayurdi Azra kami menyampaikan duka yang sangat mendalam” ujar Yendra
“Karya-karya beliau, semangat beliau, karakter beliau terutama soal kejujuran dan integritas menjadi sebuah inspirasi yang bisa diaplikasikan oleh kita semua sebagai generasi penerus bangsa Indonesia” lanjutnya
Dalam kesempatan tersebut, Yendra mengenang kembali Azyumardi Azra sebagai cendekiawan dan aktivis kemanusiaan yang memperjuangkan kelompok-kelompok yang termarginalkan untuk dapat diakui secara setara dalam kaca mata publik, pemerintah serta negara.
“Bagi komunitas ahmadiyah salah satu perjumpaan yang paling dekat dengan Prof. Dr. Azyumardi Azra adalah pada tahun 2005 saat Ahmadiyah diserang oleh kelompok intoleran, almarhum langsung meminta agar MUI mengkaji ulang tentang fatwa sesat Ahmadiyah dan mengutuk keras terhadap sikap-sikap intoleran yang pada saat itu dipublikasikan oleh media” ujar Yendra
Menurutnya, sikap konsisten Azyumardi Azra terhadap Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) serta kedekatan Azyumardi Azra dengan Jemaat Ahmadiyah sangat terasa pada 2019, pada saat bertemu di sebuah acara duta besar Amerika, Azyumardi berusaha bagaimana agar surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri tentang Ahmadiyah bisa dicabut.
“pada tahun 2020 saat Menteri Agama yang baru terpilih, beliau meminta kepada pemerintah melalui Menteri agama untuk mengafirmasi hak-hak warga negara kelompok ahmadiyah yang selama ini termarginalkan” ujarnya
Selain itu, Azyumardi juga sering memberikan saran kepada jemaat ahmadiyah melalui Amir Nasional Jemaat ahmadiyah untuk menuliskan pandangan ahmadiyah terhadap Negara Indonesia.
“pada tahun 2017 beliau secara pribadi meminta kepada Amir Nasional Jemaat Amadiyah Indonesia untuk banyak menuliskan tentang pandangan-pandangan ahmadiyah dalam kebangsaan khususnya terhadap Pancasila, agar publik bisa melihat konsep Khilafah ahmadiyah yang tetap setia pada negara dan menerima Pancasila sebagai asas di Indonesia” tuturnya