Jakarta– Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) telah meresmikan delapan Perpustakaan Basis Web SLiMS (Senayan Library Management System) di berbagai lokasi di Indonesia.
Langkah ini diambil sebagai upaya kontribusi dari Ahmadiyah dalam mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi masa depan Indonesia melalui peningkatan budaya literasi melalui perpustakaan digital.
Tujuan utama adalah agar generasi muda dapat lebih memahami sejarah dan memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya Pancasila dalam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Perspus digital sebagai kontribusi Ahmadiyah mewariskan nilai-nilai pancasila bagi generasi masa depan indonesia dengan peningkatan budaya literasi melalui perspustakaan digital,” kata Sekretaris Pers Jemaah Ahmadiyah Yendra Budiana pada Warta Ahmadiyah.
“Sehingga generasi muda paham sejarah dan makin kokoh dalam memaknai pentingnya pancasila bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia,” lanjutnya.
Peresmian 8 Perpustakaan Basis Web SLiMS ini dipimpin oleh Amir Nasional JAI Mln. Mirajuddin Sahid, secara simbolis di Perpustakaan Al Hidayah Kebayoran Lama, Jakarta, pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Delapan perpustakaan yang diresmikan terletak di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Ar Rahmat di Peninggilan-Banten, Al Hidayah Kebayoran Lama-Jakarta Selatan, Abdus Salam di Lenteng Agung-Jakarta Selatan, Arif Rahman Hakim di Padang, Aarav di Wanasigra-Tasikmalaya, Muhammad Sadiq di Medan, Bening di Manislor-Kuningan, dan WR Supratman di Bandung.
Pemimpin JAI, Amir Nasional mengungkapkan pentingnya perpustakaan ini dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum.
“Perpustakaan ini akan memberikan informasi yang sangat luas kepada seluruh manusia di muka bumi ini mengenai jemaah Muslim Ahmadiyah,” ujarnya.
Dengan koleksi literatur yang luas dan beragam, diharapkan perpustakaan ini dapat menjadi pusat penelitian yang membantu menghilangkan kesalahpahaman tentang Muslim Ahmadiyah di Indonesia.
Hal ini diharapkan dapat memperkenalkan pesan-pesan Islam pada berbagai kalangan di seluruh dunia.
“Sehingga memudahkan para peneliti ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Ahmadiyah itu sendiri,” pungkas Amir Nasional.