By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Nasional

Elite Ahmadiyah puji Bhinneka Tunggal Ika

Last updated: 3 Februari 2025 14:05
By Redaksi 272 Views
Share
SHARE

Elite Ahmadiyah puji Bhinneka Tunggal Ikha; Indonesia paling sukses menjaga multikulturalisme.

Pikiran Rakyat Online

YOGYAKARTA, (PRLM).- Aktivis Hak Asasi Manusia dan pimpinan Jamaah Ahmadiyah Inggris (1997-2001) Dr Iftikhar Ahmad Ayaz memandang Indonesia menjadi negara yang ajaib dan menarik. Dengan penduduk yang memiliki 300 kelompok etnis, 700 bahasa lebih, bisa bertahan dalam kesatuan dalam perbedaan (bhineka tunggal ika).

“Ini negara multietnis terbanyak dan terluas di dunia. Sejak merdeka, generasi-generasi bangsa ini sukses hidup dengan penuh gairah dengan moto Bhinneka Tunggal Ika, satu dalam keragaman, dan asas negara Pancasila,” kata anggota Komisi Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa tersebut, Rabu (8/10/2014).

Berbicara dalam forum Religion and Multicultural Democracy in Indonesia yang diselenggarakan Laboratorium Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Iftikhar Ahmad menyatakan Indonesia tetap menatap dengan optimis terhadap masa depan dan jaminan tetap ditegakkannya multikulturalisme di tengah persimpangan gemburan pemikiram baru, ide baru dan pendekatan baru serta keberanian mengatasi isu-isu baru tentang perubahan iklim terhadap gejala ekstrimisme, globalisasi dan isu eksistensi keamanan dan keutuhan negara.

Menurut dia, penting di tengah tangangan tersebut multikulturalisme bersekutu dengan meritokrasi atau sistem politik atau pemerintah yang memberikan penghargaan lebih kepada komunitas maupun individu yang berprestasi, berperan dalam multikulturalisme.

“Meritokrasi yang saya maksud kepastian, suatu pemerintah atau dunia untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua. Ini sangat penting. Jika kita menggabungkan multikulturalisme dengan meritokrasi, kita mendapatkan kekuatan kreatif yang sangat besar yang dapat menyembuhkan atau mengatasi banyak masalah,” kata dia.

Akibat mengabaikan multikulturalisme terjadi konflik yang menghancurkan dunia, sebanyak satu juta orang, termasuk 340 juta amat miskin, pemerintah yang tidak stabil dan tanpa jaminan keamanan.

Ketua Komisi Hak Asasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan sosiolog Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin berpendapat, multikulturalisme di Indonesia sukses dengan modalitas yang melekat pada semua elemen masyarakat, yaitu mayoritas penganut agama Islam dan non muslim berkarakter moderat, memiliki organisasi yang memodernisasi/rasionalisasi nilai-nilai keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, dan organisasi non muslim.

Peran elit organisasi melakukan rasionalisasi nilai-nilai agama yang mengikis orientasi para pemeluk agama sentimen terhadap elit. Ini berbeda dengan kultur di Timur Tengah dan negara lain, para elit agama seperti mullah, ayatollah menjadikan agama berorientasi elitis dan penganut agama mengalami ketergantungan sangat tinggi para tokoh sentral agama (ayatollah, mullah,dll). Kemudian modal relasi agama dan politik bisa berlangsung secara cair. (A-84/A-88)***

_

You Might Also Like

Ukir Prestasi di Lomba T3Q, Ketua Jemaat Ahmadiyah Sindangbarang : Terimakasih Pak Mubaligh!

Tinjau Kewafatan Nabi Isa, MKAI Yogyakarta dan YIPC Gelar Diskusi

Cinta NKRI, Warga Ahmadiyah Kediri Bagi-Bagi Stiker dan Bendera

Uskup Katolik Menghadiri Perayaan Hari Masih Mau’ud ke-126 Ahmadiyah Tuvalu

Kasus Pelarangan Shalat Jumat di Bukit Duri

TAGGED:ahmadiyahBhinneka Tunggal IkhaKetua Komisi Hak Asasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article 2 Oktober 1925; ajaran Ahmadiyah masuk ke Aceh Selatan
Next Article Catatan 10 tahun pemerintahan SBY (Bagian 9)
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

BeritaDaerah

Mubalig Solo Hadiri Dialog Antar Tokoh Agama

Rafi Assamar 4 Min Read
Nasional

Khuddam Connect Medan, Mubda Sumut: Jadikan Pengkhdimatan sebagai Passion

Redaksi 1 Min Read
Nasional

Nyanyikan Lagu Indonesia Raya, Syawalan FPUB Yogyakarta Penuh Pesan Damai

Redaksi 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?