By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Nasional

Direktur Sejuk : Diskriminasi Terhadap Kelompok Rentan Masih Banyak Dipicu oleh Media

Last updated: 31 Agustus 2022 13:12
By Qanita 272 Views
Share
SHARE

Di tengah perkembangan teknologi infoirmasi yang semakin masif, isu-isu diskriminasi dan intoleransi masih selalu ada dalam bayang-bayang kelompok rentan seperti kalangan disabilitas, minoritas agama, gender dan seksualitas. Guna menepis tindakan tersebut, diperlukan peran dari media-media untuk memberi ruang aman dalam pemberitaan isu-isu keberagaman. Namun, menurut pantauan Sejuk tahun 2021 sampai saat ini, diskriminasi, persekusi dan kekerasan terhadap kelompok rentan, termasuk kelompok ahmadiyah kontribusinya masih banyak dipicu oleh media.

Direktur Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Alex Junaidi dalam acara refleksi kemerdekaan yang diadakan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) pada Rabu (16/8) di Bogor, mengatakan bahwa jumlah media massa di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 40.000, namun yang terdaftar di Dewan Pers, hanya 2000 media.

Menjamurnya media-media digital, tanpa ada status media yang memenuhi standar, mempengaruhi pada produk yang dihasilkan, konten yang ditawarkan hanya mengikuti selera pemesan informasi, tidak menampilkan produk jurnalistik yang profesional.

“70 persen dari berbagai media yang diteliti itu kalau yang ada terkait keberagaman senangnya berita konflik seperti berita ahmadiyah masjidnya di rusak, atau teman-teman transpuan dikejar-kejar Satpol PP” pungkasnya

Media saat ini cenderung saling ‘berlomba-lomba” dalam memberitakan sebuah peristiwa konflik karena peristiwa konflik memang “seksi” bagi insan pers yang layak untuk dijadikan berita, menurutnya peristiwa yang mengandung konflik dianggap memiliki nilai berita yang termasuk tinggi.

Menurut Alex, informasi yang disuguhkan pada akhirnya semata-mata demi mengejar jumlah pengunjung atau mencapai klik sebanyak-banyaknya. Wartawan berebut klik bait supaya mendapatkan iklan. Ia menjelaskan bila selain memberitakan sebenarnya wartawan pun mempunyai tugas dan peran untuk mengedukasi publik.

“wartawan peran dan tugasnya tidak hanya memberitakan, tidak hanya hiburan, seharusnya juga wartawan mengedukasi publik sebagai watchdog, sebagai pengawas tapi itu tidak dilakukan”

Jika mengacu kepada UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers maka fungsi yang harus dimainkan media adalah sebagai penyebar informasi, pendidik, hiburan dan kontrol sosial. Karena media mempunyai peran yang signifikan dalam membentuk opini publik karena mempunyai kekuatan mengonstruksi realitas di masyarakat dalam menyampaikan berbagai informasi serta nilai-nilai kepada masyarakat agar tercipta sikap toleransi sehingga tidak timbul konflik. Jika fungsi-fungsi ini tidak dijalankan oleh media online, bisa jadi kehadirannya tidak memberikan dampak positif.

Maka, media massa sebagai pihak yang netral sudah seharusnya memberitakan peristiwa ini dengan prinsip jurnalisme damai. Media massa harusnya mampu mencari, mengkonstruksi, dan menyajikan fakta-fakta di lapangan secara proporsional tanpa ikut “bermain” dalam pusaran konflik tersebut.

You Might Also Like

Bangun Militansi Pemuda Bogor Lewat Pengajian Khuddam

Membatalkan Warisan Sektarian dan Intoleransi Yudhoyono

Tahun 2014, tren pelanggaran kebebasan beragama menurun

Gandeng Mantan Direktur LBH Jakarta, Komite Hukum JAI Berikan Pembekalan untuk Amir Daerah

Kolaborasi Ahmadiyah dan Setara Institute: Perkuat Upaya Pencegahan Politik Identitas di Kalangan Masyarakat Sipil

Previous Article Komnas Perempuan Soroti Perjuangan Resiliansi Perempuan Ahmadiyah : Mereka Melawan Diskriminasi Dengan Kasih
Next Article Youth Camp : Kuatkan Kapasitas Orang Muda dalam Mengelola Isu Keberagaman
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

Nasional

Ahmadiyah dan Sejumlah Organisasi Agama Tekadkan Sukabumi Damai

Redaksi 2 Min Read
Nasional

Giat Penataran Pengurus Lajnah Imaillah Bangka

Redaksi 1 Min Read
IntoleransiNasional

Kronologi insiden Ahmadiyah di Banjar, 13 Maret 2015

Redaksi 5 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?