Perjuangan menjadi anak bangsa Indonesia yang seutuh-utuhnya tidaklah mudah, butuh perjuangan keras seperti yang dicerminkan oleh kelompok rentan termasuk Ahmadiyah. Dalam acara refleksi kemerdekaan yang diadakan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) pada Rabu (16/8) di Bogor, Dewi Kanti selaku Komisioner Komnas Perempuan menyoroti usaha-usaha ahmadiyah dalam gerakan perjuangan resiliansinya untuk mempertahankan diri ditengah diskriminasi sosial di Indonesia. Termasuk usaha perempuan ahmadiyah dalam berjuang mempertahankan diri untuk menjalani kehidupan setelah kesusahan dan kesulitan agar terus melanjutkan tujuan hidup secara positif.
“di dalam sesulit apapun kawan-kawan (perempuan ahmadiyah) banyak memberikan contoh yang baik sebagai anak negeri yang tidak lelah menunjukan keindonesiaan, melawan diskriminasi dengan kasih itulah nilai yang begitu luar biasa, kasih yang meretas segala prasangka, kasih yang disebar, kasih yang di tuai, yang disemai menjadi nilai yang begitu berharga untuk pembelajaran keindonesiaan kita”
Maka dengan itu Dewi Kanti meyakini bahwa perempuan turut memiliki peranan penting dalam mengisi dan mendampingi perjuangan-perjuangan bangsa Indonesia, karena menurutnya perempuan memiliki rahim yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan melahirkan nilai-nilai kehidupan.
Perempuan juga berperan sebagai ibu. Ibu adalah tiang dalam keluarga dan keluarga adalah bagian terkecil dari negara. Sehingga bisa diartikan perempuan adalah tiang yang mampu menopang sebuah negara. Perempuan juga sebagai calon ibu dan ibu yang akan melahirkan generasi bangsa yang dapat memberikan konstribusi positif dalam melangsungkan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia yang tercinta.
“perempuan memiliki kekuatan yang saya kira dengan nalurinya memiliki insting yang lebih peka, dia bisa mewariskan nilai-nilai yang meneduhkan untuk anak-anaknya, dia juga merupakan suatu kekuatan bagi suami yang mendampinginya atau bagi keluarga besarnya”
Maka, ia pun berharap kita semua dapat menjaga konsistensi dan konsensus sebagai sebuah bangsa untuk menjaga Pancasila, UUD 45 dan kebhinekaan, karena kita lahir dalam satu rahim ibu pertiwi, yang mengajarkan kita tentang kasih dan penghormatan terhadap kemanusiaan lewat nilai-nilai Pancasila.