Tangerang — Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Bapak Zaki Firdaus Syahid, S.T., M.T., menegaskan bahwa Al-Qur’an merupakan karunia terbesar dan mukjizat dari Allah SWT yang menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia di manapun berada dan tetap relevan hingga akhir zaman.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tasyakur 100 Tahun JAI, yang digelar di Masjid Mahmudah pada Sabtu, November 2025.
Dalam kegiatan tersebut, Amir Nasional JAI juga memimpin doa pembuka dan mengingatkan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah, Allah berfirman: ‘Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Kuridai Islam sebagai agamamu.’ Agama Islam adalah agama terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT, maka siapa pun yang ingin meraih keridhaan-Nya harus mengikuti ajaran Islam,” ujar Bapak Zaki Firdaus.
Baca selengkapnya: Ratusan Qori-Qoriah Ramaikan MTQ Tasyakur 100 Tahun JAI, dari Aceh hingga Papua
Ia menegaskan bahwa Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi harus dipahami dan diamalkan agar dapat membawa kemajuan ruhani dan duniawi. “Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah bersabda, hendaknya seseorang tidak cukup hanya meninggalkan perbuatan jahat, melainkan harus berusaha mencapai tingkat moralitas dan kebajikan tertinggi,” tambah Amir Nasional.
Ia juga mengajak setiap Muslim untuk mengintrospeksi diri, apakah pembacaan Al-Qur’an yang dilakukan sudah meningkatkan keimanan dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. “Hakikat membaca Al-Qur’an setiap hari baru akan diraih jika kita memahami arti dan tafsirnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zaki menjelaskan bahwa Al-Qur’an juga memiliki keistimewaan dalam meningkatkan kecerdasan, ilmu pengetahuan, serta akhlak manusia. “Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah bersabda, keistimewaan Al-Qur’an bukan hanya meningkatkan kecerdasan seseorang, tetapi juga meningkatkan standar akhlaknya,” katanya.
Sebelum membuka Seminar “Sejarah Terjemah dan Tafsir di Indonesia” yang berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Indonesia (FKMTHI), Bapak Zaki Firdaus menegaskan bahwa menerjemahkan Al-Qur’an ke berbagai bahasa dunia merupakan program utama Jemaat Muslim Ahmadiyah.
“Sampai saat ini, kami telah menerjemahkan Al-Qur’an ke lebih dari 70 bahasa, dan insya Allah akan mencapai 100 bahasa utama dunia. Di Indonesia sendiri, kita telah menerbitkan tujuh edisi Al-Qur’an terjemahan dan tafsir singkat dalam bahasa Indonesia, serta versi bahasa Jawa dan Sunda,” jelasnya.
Ia menambahkan, penerjemahan ini penting agar pesan Al-Qur’an dapat dipahami oleh masyarakat dunia, termasuk mereka yang belum mengenal Tuhan. “Kini Al-Qur’an telah diterjemahkan ke dalam bahasa Korea, Tionghoa, dan Jepang. Semoga semakin banyak orang yang mengenal keindahan ajaran Al-Qur’an,” harapnya.
Melalui berbagai upaya tersebut, Amir Nasional JAI menekankan bahwa pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an di seluruh dunia diharapkan dapat membawa perubahan moral dan spiritual yang lebih baik, serta menjadikan umat Islam semakin dekat dengan Allah SWT.
Kontributor: Rifa Rihadatul Azmi
Editor: Amatul Noor