BOGOR – Pengurus Pusat Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia bekerja sama dengan AMSA Indonesia menggelar Seminar Nasional Studi Mancanegara di guest house Markaz, Kemang, Parung.
Zaki Firdaus Syahid, Ketua Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia dalam sambutannya mengharapkan seluruh pelajar dan mahasiswa menyambut seruan Khalifah untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Eropa, Amerika dan beberapa negera maju lainnya.
“Saya ingin agar seluruh pelajar SMA dan mahasiswa di Indonesia, khususnya yang hadir di sini agar mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin di perguruan terbaik dunia” pesannya.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/seminar/feed/” number=”3″]
Seminar ini menghadirkan dua pemuda Ahmadiyah yang sukses melanjutkan pendidikan di luar negeri sebagai narasumber. Didit Hadi Barianto, Ph.D sebagai narasumber pertama menceritakan pengalamamnnya saat masih jadi siswa SMP hingga meraih gelar doktor di salah satu perguruan tinggi di Jepang. Ia mengisahkan saat SMP selalu berdoa agar mendapatkan Al-Quran tafsir saghir. Suatu ketika ia diminta oleh seorang pengurus untuk membersihkan gudang salah satu masjid yang isinya penuh dengan Al-Qur’an kemudian pengurus tersebut memberikannya secara cuma-cuma.
“Kalian harus yakin dengan doa kalian sendiri. Segera tulis surat ke Huzur, sampaikan permintaan doa kepada Beliau agar sukses menempuh pendidikan tinggi di Eropa,” ujar pria yang akrab disapa Mas Didit ini.
Sementara itu narasumber kedua, Ahmad Mukhlis Firdaus, S.T.M.T. membeberkan kunci sukses kuliah di luar negeri. Menurutnya mengenali minat dan bakat sedini mungkin adalah langkah awal.
“Tentukan bidang mana yang akan kalian kuasai,” ujar khuddam yang pernah tercatat sebagai mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Oxford ini.
Sama seperti narasumber pertama, pria yang akrab dipanggil Kang Daus ini menceritakan bagaimana ia dapat kuliah di salah satu perguran tinggi terbaik di Eropa tersebut.
“Saya cari di internet professor mana saja yang sudah memiliki banyak publikasi mengenai minat saya lalu saya kirim surel ke dia. Saya tidak langsung bilang bahwa saya ingin mendapatkan beasiswa. Awalnya memperkenalkan diri dan bahkan mengkritisi publikasinya. Bisa kalian bayangkan, saya debat dengan seorang professor?! Baru setelah itu saya bilang bahwa ingin kuliah dan Alhamdulillah ia siapuntuk membantu,” tutur Kang Daus.
Karena keterbatasan waktu, sesi tanya jawab hanya diperuntukan untuk empat orang peserta. Syaripudin, peserta dalam seminar ini mengungkapkan senang dapat hadir. Namun mahasiswa Teknik Elektro UI ini menyayangkan kegitan ini tidak digelar rutin sejak dulu. Terpisah, Ghilman Maula Ahmad, salah satu panitia dalam Seminar Nasional Studi Mancanegara mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini akan dilaksanakan kembali dalam waktu dekat.
“Walau sifatnya inisiatif, jadwal dan tempat akan diberitahukan,” pungkasnya via pesan Whatsapp yang diterima redaksi Warta Ahmadiyah.
Kontributor : Fariz Abdussalam / Talhah Lukman Ahmad
Editor : Talhah Lukman Ahmad