Tasikmalaya – Lajnah Imaillah (Perempuan Ahmadiyah) Singaparna menghadiri acara Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Segmen Perempuan, di Hotel Dewi Asri, Minggu (20/11/2022).
Acara tersebut diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Tasikmalaya sebagai upaya untuk meningkatkan peranan perempuan dalam Pemilu 2024.
“Budaya patriarki masih mengakar kuat di masyarakat. Dimana pemikiran, konsep, serta dinamika pemilu lebih didominasi oleh laki-laki. Terbukti dari kuota 30% untuk perempuan dalam lembaga legislatif, pada prakteknya di Tasikmalaya keterwakilan perempuan masih kurang dari 30%,” ungkap Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Zamzam Zamaludin saat memberikan sambutan.
Ia berharap dengan adanya acara ini peran kaum perempuan di Kabupaten Tasikmalaya dapar terus meningkat, baik sebagai pemilih maupun peserta pemilu. Pada periode sekarang, ada 2 orang perempuan yang menempati kursi komisioner di KPU Kabupaten Tasikmalaya.
“Ketika ada keterlibatan perempuan dalam suatu pekerjaan, pasti pekerjaan tersebut selesai dengan baik dan tepat waktu. Hal tersebut tidak lain karena perempuan memiliki sifat teliti dan multitasking,” tambah Zamzam.
Terakhir, Zamzam juga menegaskan, “Kita harus mampu mewujudkan demokrasi yang berkualitas, demokrasi yang berpihak pada perempuan. Jika tidak, mari kita koreksi bersama. Semoga dengan meningkatnya peran perempuan, kita dapat mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur“.
Selanjutnya, Komisioner KPU Kabupaten Tasikmalaya, Isti ‘Anah menyampaikan materi utama dengan tema “Pemilu Tahun 2024 dan Peran Perempuan Dalam Demokratisasi di Indonesia”.
Isti menyebutkan bahwa setiap perempuan mempunyai hak untuk memilih, dipilih sebagainpeserta pemilu dan juga menjadi penyelenggara pemilu. Bahkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 menegaskan, partai politik wajib menghadirkan minimal 30% perempuan dalam daftar calon tetap legislatifnya. Jika tidak, maka partai politik tersebut tidak akan lolos menjadi partai peserta pemilu.
Ia juga menambahkan bahwa para tokoh organisasi perempuan diharapkan bisa mengajak jemaahnya yang merupakan pemilih dalam pemilu untuk terus menggelorakan anti politik uang dan anti politik identitas.
“Pilih calon yang amanah dan bagus kinerja atau rekam jejak dalam politiknya. Perempuan juga harus mampu menghadapi tantangan masa kampanye di era Post Truth. Para tokoh organisasi perempuan harus bisa mengedukasi jemaahnya untuk tidak mudah terpengaruh oleh hoax, fake news, dan hate speech (ujaran kebencian).”
“Mulai sekarang kenali para calon yang ikut dalam pemilu. Di sini hadir aktivis dan tokoh-tokoh dari 10 organisasi perempuan. Ibu-ibu di sini adalah perempuan-perempuan yang dipercaya, mumpuni di organisasinya masing-masing, sudah pasti baik dari segala hal termasuk baik dari segi pendidikan (well educated). Kami dari KPU menitipkan pada ibu-ibu semua yang hadir untuk bisa menjadi volunteer yang turut menyukseskan pemilu terkait informasi demokrasi yang baik di Tasikmalaya. Sehingga nanti akan tercipta well educated voters (pemilih yang terdidik),” tambah Isti.
Sebagai penutup, Komisioner KPU tersebut mengajak seluruh perempuan dari 10 organisasi yang hadir untuk bisa memberikan informasi pada masyarakat dan menjadi relawan mandiri yang membantu negara dengan menyukseskan pemilu 2024.
Selain Lajnah Imaillah, hadir juga perwakilan 9 organisasi perempuan lainnya, yaitu Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Wanita PUI, Persistri, Mitra Rahimah, Fatimiyah dan Badan Koordinasi Majlis Taklim Masjid (BKMM).
Kontributor: Rahma Candra
Editor: Mubarak