Kuningan– Riyana Kristono mengaku kagum saat melihat langsung kehidupan Islami Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Manislor, Kuningan, Jawa Barat pada Rabu, 13 Desember 2023.
Mahasiswa Program Magister Politik dari FISIP Universitas Soedirman Purwokerto itu diketahui tengah merampungkan tesisnya yang menggali topik tentang “Contentious Politics dan Minoritas Agama: Studi tentang Ahmadiyah dan Sundawiwitan di Kuningan.”
Menurut Riyana, kunjungannya ke JAI Manislor tidak hanya mengklarifikasi isu-isu yang beredar, tetapi juga menggugah hati dengan keramahan dan kedamaian yang terpancar dari komunitas muslim Ahmadiyah.
“Konsep Islam tentang memuliakan tamu begitu terasa saat kita berkunjung ke JAI Manislor. Kita akan disambut hangat di sebuah guest house yang bersih dan nyaman, serta ruangan perpustakaan. Para mubaligh-nya sangat ramah dan bersahaja. Mereka juga mampu menerangkan dengan sangat baik berbagai hal yang ingin kita ketahui tentang Ahmadiyah,” ujar Riyana dengan penuh antusiasme.
Menurutnya, kunjungan semacam itu menjadi krusial bagi masyarakat luas yang tidak mengenal atau masih terjebak dengan stigma tentang Ahmadiyah, hanya berdasarkan asumsi atau tuduhan saja.
“Ber-tabayyun secara langsung dari sumbernya bukan saja memberikan pengetahuan baru, tapi juga menumbuhkan empati, simpati, sekaligus memperkuat tali silaturahim sesama muslim,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Mubaligh JAI Manislor Agus Mulyana, menegaskan keterbukaan komunitasnya untuk berdialog dengan siapa pun yang berkeinginan memahami Ahmadiyah secara lebih mendalam.
“Kita dari JAI sangat terbuka untuk berbagai dialog yang dilakukan oleh siapapun yang ingin mengenal Ahmadiyah lebih dalam, sehingga kesan negatif yang ada di masyarakat bisa diluruskan,” katanya dengan penuh keyakinan.
Komunitas Muslim Ahmadiyah Manislor di Kuningan dikenal sebagai salah satu komunitas Muslim terbesar di Indonesia dengan perkiraan anggota mencapai hampir 4000 orang tersebar di 10 masjid.
Dengan penelitiannya, Riyana Kristono berharap membawa sorotan atas keterbukaan, keramahan, dan kerinduan akan dialog yang erat terkait pemahaman agama.
Diharapkan, kesan yang diungkapkan olehnya dapat menginspirasi pemahaman yang lebih luas serta meningkatkan toleransi dan keberagaman di masyarakat Indonesia.