Selain Jamaah Ahmadiyah Indonesia, beberapa organisasi keagamaan yang hadir dalam pertemuan ini antara lain NU, Muhammadiyah, Hindu, Budha, Matakin, Eks Gafatar, Bahai, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), dan KWI.
JAKARTA- Mengangkat tema Dialog dan Doa Damai Diantara Agama dan Budaya: Damai dalam Kebhinnekaan, Komunitas Sant’Egidio menggelar pertemuan Semangat Asisi: Thirst for Peace di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat.
Ketua San Edigio, Leonardo Trenggono dalam sambutannya menjelaskan sekilas profil Sant Edigio dan tujuan pertemuan ini. Pada kesempatan yang sama, Dr. Siti Musdah Mulia berujar mengenai cara menumbuhkan cinta damai di masyarakat. Menurutnya hal cinta damai dapat tumbuh dari menghilangkan diskriminasi dalam segala hal dan kepada siapa saja.
“Jangan pernah memberikan toleransi kepada ujaran kebencian dan kita harus mencegah terjadinya kekerasan dalam bentuk apapun,” ujar Dr.Siti Musdah Mulia, Sabtu,(17/9).
Dalam pertemuan ini digelar pula diskusi panel tentang perdamaian dari perspektif masing-masing agama dan kepercayaan. Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Romo Franz Magnis Suseno, Alwi Shihab (Islam), Saraswati Putri (Hindu), Peter Lesmana (Matakin), dan Pdt. Albertus Pati dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI).
Roma Franz Magnis Suseno di hadapan peserta diskusi mengajak untuk membangun konsep Win Win Relationship. Dengan konsep ini, menurutnya hubungan baik antar umat beragama dapat terwujud. Hal senada diungkapkan Saraswati Putri. Menurutnya hubungan jika hubungan sesama manusia dan manusia kepada alam rusak, maka hubungan kepada Tuhan pun hilang.
baca juga : [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/september-2016/feed/” number=”3″]
Dalam kesempatan sama, Alwi Shihab menyoroti peran pemuka agama dalam menjelaskan arti perdamaian hakiki kepada para jamaah atau umatnya.
“Tanggung Jawab para pemuka agama untuk menjelaskan kepada jemaatnya, semua agama menginginkan perdamaian dan mengajarkan perdamaian. Akhir-akhir ini umat Islam lebih mengikuti secondary source berupa pandangan ulama yang dipengaruhi dengan sejarah dan ideologi daripada sumber utamanya yaitu Al-Quran dan Hadits,” tutur mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan tersebut.
Sementara itu Peter Lesmana dari Matakin menyebutkan cinta damai kepada sesama harus diajarkan sejak dini. Ia menambahkan jika cintai damai tidak diajarkan sejak anak-anak maka akan menjadi malapetaka.
Selain Jamaah Ahmadiyah Indonesia, beberapa organisasi keagamaan yang hadir dalam pertemuan ini antara lain NU,Muhammadiyah, Hindu,Budha, Matakin, Eks Gafatar, Bahai, Persatuan Gereja Indonesia (PGI), dan KWI.
Kontirbutor : Husna Arifa
Editor : Talhah Lukman Ahmad
harap diralat “, Alwi Shihab Saraswati Putri (Hindu),” mungkin seharusnya Alwi Shihab (Islam) dan Saraswati Putri (Hindu)
Terima kasih atas koreksinya