By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
DakwahMancanegara

Sejarah Singkat Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu

Last updated: 23 September 2015 18:01
By Redaksi 196 Views
Share
maulana-muhammad-idris-ahmadiyah-tuvalu
Maulana Muhammad Idris
SHARE

Jamaah Ahmadiyah Tuvalu berlokasi di Funafuti, ibukota kepulauan Tuvalu. Agama Islam telah diperkenalkan kepada masyarakat di Kepulauan Tuvalu untuk pertama kalinya oleh komunitas Jamaah Ahmadiyah. Masyarakat di Kepulauan Tuvalu, mayoritas beragama Kristen. Di tahun 1980-an sama sekali tidak ada penganut agama Islam di Kepulauan Tuvalu.

Sejarah dimulai saat Dr. Iftikhar Ayyaz ditunjuk oleh Pemerintah Inggris saat itu untuk membantu Tuvalu dalam bidang pendidikan. Beliau juga merupakan anggota dari Jamaah Ahmadiyah di London. Beliau tiba di Tuvalu pada tahun 1985 untuk pekerjaannya. Namun begitu beliau tak hanya datang bertugas di Tuvalu, tapi beliau pun mulai bertabligh mengenalkan ajaran Islam pada masyarakat Tuvalu. Melalui usahanya yang tidak kenal lelah, memberikan pemahaman tentang ajaran Islam yang benar-benar dipahami oleh orang lain dengan baik, beberapa orang sangat tertarik untuk mengenal lebih dalam. Dengan seijin Allah ta ala, beberapa di antaranya berbai’at menjadi Muslim. Wanita pertama yang berbai’at menjadi Muslim di Pasifik Selatan juga berasal dari Kepulauan Tuvalu, yaitu Mrs. Sunema Rusia. Saat itu ia bekerja  pada Palang Merah Tuvalu. Di samping itu,sebuah mesjid mulai dibangun pada tahun 1987 yang bernama Mesjid Tuvalu. Pembangunannya rampung di tahun 1991. Mesjid itu juga merupakan mesjid pertama yang ada di Kepulauan Tuvalu. Al Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Tuvalu pada tahun 1990. Dr. Iftikhar Ayyaz yang melakukan pengawasannya. Mereka yang membantu proses penterjemahan tersebut adalah Mr. Pulekai Sogivalu (Ketua Badan Bahasa Tuvalu) dan Mr. Waleed Katalake (anggota Badan Bahasa Tuvalu).

Mln. Abdul Ghaffar menggunakan peci putih
Mln. Abdul Ghaffar menggunakan peci putih

Perkembangan Jamaah Ahmadiyah Tuvalu berlangsung cukup baik pada saat itu. Maka untuk itu, Dr. Iftikhar Ayyar mengajukan permohonan ke markas untuk mengirimkan seorang mubaligh untuk keperluan pengajaran anggota Jamaah di sana. Pihak markas Pusat Jamaah Ahmadiyah menerima proposal beliau dengan mengirimkan seorang mubaligh yang pertama untuk Kepulauan Tuvalu, dan juga yang pertama kali untk Pasifik Selatan. Maulana Hafiz Jibreel Ahmad Saeed adalah  mubaligh pertama yang dikirim ke Tuvalu pada tahun 1989. Beliau ditempatkan di Kepulauan Tuvalu. Sebelumnya beliau bertugas di Jamaah Ahmadiyah Ghana sebelum dipindahkan ke Tuvalu. Beliau asli orang Ghana. Dengan kerja kerasnya, ia telah memperluas misi Jamaah Ahmadiyah di kepulauan Pasifik Selatan. Beberapa cabang Jamaah didirikan selama masa tugas beliau seperti di Kepulauan Kiribati, Tonga, Samoa, Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan juga Kepulauan Marshall.

Maulana Muahmmad Idris
Maulana Muahmmad Idris

Mln. Hafiz Ahmad Jibreel Saeed ditugaskan ke Kepulauan Kiribati pada tahun 1991, penggantinya pun berasal dari tanah air yang sama. Mln. Abdul Ghafar adalah mubaligh yang kedua di Kepulauan Tuvalu. Beliau ditempatkan di Ghana sebelum dipindahtugaskan ke Kepulauan Tuvalu. Beliau bertugas di Jamaah Ahmadiyah Kepulauan Tuvalu selama 5 tahun.

Untuk beberapa tahun, tidak terdapat mubaligh di Kepulauan Tuvalu. Mubaligh lokal yang dilatih di Fiji ditugaskan untuk mengurus Jamaah Ahmadiyah di Kepulauan Tuvalu. Almarhum

Muhammad Makatui adalah Mubaligh lokal yang mengisi selama kekosongan posisi mubaligh yang ditunjuk oleh Pusat. Baru kemudian pihak Pusat mengirim lagi mubaligh pada tahun 2003. Mr. Abdul Hakeem Boateng dipindahtugaskan dari Ghana ke Kepulauan Tuvalu. Beliau adalah orang asli Ghana. Ia bertugas di Tuvalu sejak 2003-2009.

Pada tahun 2009, Mr. Abdul Hakeem Boateng dipindahtugaskan kembali ke Ghana. Markaz mengirimkan penggantinya pada bulan Oktober 2009. Penggantinya, Mr. Muhammad Idris secara resmi ditempatkan di Kepulauan Tuvalu untuk menggantikan pendahulunya di bulan Oktober 2009. Beliau berasal dari Indonesia. Sebelumnya, beliau bertugas di Jakarta, ibukota Indonesia selama 6 tahun sebelum ditugaskan ke Tuvalu. Mr. Muhammad Idris juga merupakan mubaligh pertama dari Indonesia yang bertugas di Jamaah Ahmadiyah Kepulauan di Pasifik Selatan saat ini, berhubung para mubaligh yang sebelumnya bertugas di Kepulauan Tuvalu semuanya berasal dari Ghana.

Mln. Hafiz Ahmad Jibreel Saeed dengan Perdana Menteri Tuvalu
Mln. Hafiz Ahmad Jibreel Saeed dengan Perdana Menteri Tuvalu

Kunjungan Maulana Hafiz Ahmad Jibreel ke Tuvalu dalam kunjungan tugas di Pasifik Selatan di tahun 2010 adalah sebuah momen bersejarah bagi Jamaah Ahmadiyah Tuvalu. Beliau memberikan semua petunjuk yang diperlukan untuk mencapai lebih banyak perkembangan untuk misi Jamaah Ahmadiyah di Pasifik Selatan. Beliau telah mengunjungi Kepulauan Fiji, Kiribati, Tonga, Samoa, Solomon Islands, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall, dan Kepulauan Tuvalu. Beliau mengatakan bahwa Kepulauan Tuvalu adalah tujuan terakhirnya sesuai jadwal. Beliau berada di Tuvalu selama 4 hari. Meski hanya tinggal 4 hari di Tuvalu,namun jadwalnya sedemikian padatnya. Begitu sibuknya beliau dengan beberapa program mulai dari mengunjungi semua anggota, beberapa orang tua di Funafuti, pendeta di Funafuti, kawan lamanya selama bertugas di Tuvalu dan Perdana Menteri Tuvalu. Beliau mengatakan bahwa banyak hal yang berubah di Tuvalu sekarang ini dibandingkan dengan masa saat beliau bertugas sebelumnya di tahun 1989. Begitu banyak mobil, sepeda motor, bangunan dan rumah-rumah demikian diungkapkan oleh Mln. Hafiz Jibreel (ads)

sumber : https://ahmadiyyatuvalu.wordpress.com/about/

 

You Might Also Like

Kain Kafan Turin Dipamerkan Kembali di Italia

Kunjungan Dubes Taiwan ke Jamaah Islam Ahmadiyah Tuvalu

Khotbah Jumat Jalsah Salanah UK 2023, Khalifah Ingatkan Petugas dan Tamu Tentang Tanggung Jawab Moral

Muslimah Ahmadiyah Virginia Tuan Rumah Women’s History Month

Perempuan Ahmadiyah Suarakan Hak Pendidikan Bagi Perempuan Dalam Forum PBB

By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article muslim-ahmadiyah-sukabumi-donor-darah-citalahab-menjelang-hut-ri Menjelang HUT RI Muslim Ahmadiyah Sukabumi Mengadakan Donor Darah
Next Article dibalik-pembangunan-bustanul-ahmadi Di balik Pembangunan PAUD Bustanul Ahmadi
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

Mancanegara

AS memiliki ‘pemerintah paling Islami di dunia,’ kata salah seorang Muslim Amerika

Redaksi 4 Min Read
Mancanegara

Gemar Traveling, Mubaligh asal Australia Buka Tanya Jawab Seputar Islam

Redaksi 2 Min Read
Mancanegara

Wakil Presiden Guatemala Tinjau Proyek Rumah Sakit Milik Humanity First

Redaksi 1 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?