By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
NasionalSosial & Kemanusiaan

Di balik Pembangunan PAUD Bustanul Ahmadi

Last updated: 12 Agustus 2015 22:26
By Redaksi 363 Views
Share
dibalik-pembangunan-bustanul-ahmadi
SHARE

Matahari mulai menyingsing, cahayanya memantul deras di lautan. Ombak pagi ini begitu tenang, saat Usman dan Madi berada di pinggir sebuah sumur tua dalam keadaan tak berbusana. Kedua anak berumur 3 tahunan ini bersiap menerima guyuran dari ibunya. Hal yang tak biasa untuk anak-anak kecil di kampung mandi seawal ini. Mereka sangat bersemangat.

Jam 7.30 WITA, saat aku bergegas menyiapkan kertas, spidol, pulpen, krayon dan lain sebagainya ke dalam sebuah kardus biru. Kudengar suara anak-anak yang berjalan bersama, riang sambil berkata-kata, “Pergi sekolah.. Pergi sekolah..” Rasanya sulit dibayangkan, hari ini, hari pertama PAUD Bustanul Ahmadi dimulai, meski tidak ada kemeriahan formal disana-sini.

Yah, hari itu Selasa, 2 September 2014, hari yang bersejarah untuk kampung Watang Lolong, juga untuk desa Pasir Putih, sebuah desa yang berada di selatan Pulau Lembata. Sebuah lembaga pendidikan bisa didirikan dengan modal semangat gotong royong. Ini bukan proyek “puluhan juta rupiah” oleh Departemen Pendidikan, tapi ini adalah kekuatan kemauan.

Ini yang membuatku tak percaya saat memandangi tiap jengkal sekolah yang memakan waktu hingga sembilan bulan bak seorang ibu mengandung. Bukan lah derasnya aliran dana yang membuat gedung ini berdiri, tapi ketulusan dan kesadaran bahwa betapa pentingnya pendidikan.

Akupun masih tak percaya saat kutatap satu persatu kedua-belas orang anak yang sedang duduk lesehan di ruang kelas tanpa meja-kursi. Pikiranku melayang menjangkau sebuah peristiwa saat aku berdua dengan seorang warga, menyusun satu demi satu batu bata dimana tak ada lagi warga yang ikut membantu. Saat itu aku tidak yakin apakah bangunan ini bisa berdiri? Saat itu, seorang kakek tua datang membantu di sore hari. Saat senja memerah, sungguh malang kakinya tertusuk paku.

Aku pun masih tak percaya saat kutatapi satu persatu wajah anak-anak kampung yang begitu polos itu. Bermodal sendal jepit, tanpa seragam, tanpa buku, tanpa bekal, mereka datang tanpa tahu ada apa dengan kehidupan baru mereka di sekolah.

Banyak hal yang telah diperjuangkan dan dikorbankan untuk bangunan ini. Ini adalah semangat “gotong royong” yang sudah menjadi warisan dari bangsa kita, yang mulai ditinggalkan. Uang memang bisa membangun sebuah istana yang cantik, tapi ia tak pernah bisa menyadarkan manusia bahwa kekuatan kemauan dapat menciptakan segalanya, bahwa kekuatan kebersamaan jauh lebih bernilai dari bangunan yang seindah apapun.

Di hari yang bersejarah ini, aku tidak tahu mau dimulai dari mana kegiatan belajar-mengajar ini? Siapa yang akan mengajar? Dari mana uang untuk para pengajar nanti? Apa-apa yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar? Tidak ada kursi, meja, maupun kurikulum. Yang ada hanyalah keinginan untuk terus berjalan, meski dengan segala keterbatasan. [@righteous4din]

You Might Also Like

Hoop Art Pacu Kreatifitas Muslimah Ahmadiyah DKI Jakarta

Pemuda Ahmadiyah Jatim Ikuti Interfaith Youth Camp 2015

Jelang Lebaran, Perempuan Ahmadiyah Citeguh Tasikmalaya Gelar Sedekah Ramadan

Mubaligh Ahmadiyah jadi Pembicara di Seminar Yayasan Cahaya Guru

Hadiri Bakti Sosial, Lajnah Imailah Medan Jalin Silaturahmi dengan PEMA FISIP UMA

By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article maulana-muhammad-idris-ahmadiyah-tuvalu Sejarah Singkat Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu
Next Article khalifatul masih II berbicara tentang kemerdekaan indonesia Khalifah Ahmadiyah Kedua Berbicara tentang Kemerdekaan Indonesia
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

jamaah-muslim-ahmadiyah-bukit-duri-dilarang-sholat-jumat-oleh-fpi
IntoleransiNasional

Kasus Pelarangan Shalat Jumat di Bukit Duri

Redaksi 6 Min Read
Nasional

Cegah Human Trafficking, Muslimah Ahmadiyah Baros Didaulat Jadi Pembicara Tingkat PKK

Redaksi 1 Min Read
Menteri Agama 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin foto bersama Sekretaris Pers JAI, Yendra Budiana dalam perayaan Nawruz, 22 Maret 2024 (Warta Ahmadiyah)
BeritaNasional

Jubir JAI Ramaikan Perayaan Nawruz Bersama Mantan Menag dan Pejabat Lainnya

Redaksi 3 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?