Sintang – Meja kayu dengan kue dalam piring plastik warna warni diletakkan di depan komplek Masjid Miftahul Huda. Satu dus air mineral pun ada di atasnya.
Cemilan di atas meja kayu tersebut bukanlah konsumsi acara pengajian. Makanan dan minuman yang disediakan anggota Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) pada Sabtu pagi (29/01/2022) itu untuk menjamu Satpol PP Pemkab Sintang.
“Kami menyuguhkannya untuk Satpol PP,” ujar Sajid Ahmad Sutikno, Mubaligh Daerah Sintang.
Kedatangan Satpol PP ke Desa Balai Harapan Kecamatan Tempunak dijelaskan dalam surat tugas yang dibekalnya untuk melakukan eksekusi pembongkaran bangunan Masjid Miftahul Huda yang dianggap Pemkab Sintang tak berizin. Hal tersebut sebagai tindak lanjut SP3 yang sebelumnya telah diterbitkan Bupati Sintang Jarot Winarno.
“Satpol PP hanya menjalankan tugas Bupati,” ucap Plt. Kasatpol PP, Syarif Yasser Arafat.
Kami tidak siap melihat masjid kami dibongkar kata seorang lelaki. Masjid itu kami bangun dari swadaya sendiri, jamaah yang lain menimpali.
Menurut mereka, selama ini, Masjid Miftahul Huda digunakan untuk peribadahan, baik sholat maupun pengajian. Bahkan setelah dirusak massa yang mengatasnamakan Aliansi Umat Islam Sintang pada 3 September 2021, jamaah tetap berusaha memakmurkan masjid walaupun dengan kondisi dinding yang bolong-bolong.
Satpol PP datang bersama Polisi dan Tentara. Beberapa anggota Satpol PP kemudian naik menggunakan tangga ke atap masjid. Mereka lalu membongkar kubah dan menurunkannya. Satu anggota yang lain, menghapus kalimat “Laa ilaaha illallaahu Muhammadar Rasuulullah” di dinding masjid menggunakan sendok tembok.
“Rasanya tidak sanggup melihat kubah masjid diturunkan,” ucap Ketua JAI Balai Harapan, Karsono
Bersamaan dengan eksekusi pembongkaran tersebut, terdengar suara mubaligh dan jamaah masjid melafalkan kalimat tauhid.
Sementara itu, Juru Bicara JAI Yendra Budiana mengatakan, bahwa kesabaran dan akhlakul karimah harus tetap diamalkan oleh seluruh anggota Ahmadiyah.
“Kesabaran dan akhlak memang tetap harus dikedepankan,” tegasnya.
“Kita tidak akan pernah tahu hikmah setelahnya,” pungkas Yendra.
Kalau saya pribadi: Kalimah tauhid itu harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Jangan dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya penghadangan terlebih dahulu, mendiamkan itu adalah kontraproduktif dengan perjuangan selama ini yakni harus teguh dlm mempertahankan kebenaran. Hadhrat Masih Mau’ud as menasehatkan supaya setiap kita menerapkan akhlak sesuai pada tempatnya. Pernah suatu kali Hadhrat Masih Mau’ud as tidak mau menjawab salam seseorang yg dari mulutnya selalu menghina Nabi Muhammad SAW, walaupun menjawab salam sebanarnya adalah wajib namun dalam situasi itu beliau merasakan keperihan hati karena bagaimana mungkin beliau harus menjawab salam orang yg bermulut kotor terhadap wujud Rasulullah SAW yg sangat beliau cintai. Begitu juga mengembangkan narasi dgn memberikan jamuan terhadap orang yg mau merobohkan Masjid dan berupaya menghapus kalimah tauhid itu apakah ada contohnya dari Hadhrat Rasulullah SAW, Hadhrat Masih Mau’ud as dan juga para Khalifah beliau? Tolong kutipkan riwayatnya jika ada?
Saya rasa orang yg berlaku zalim dengan diberikan jamuan itu sama aja mempersilahkan. Penerapan akhlak itu harus sesuai situasi dan kondisinya.
Dengan kejadian ini akan jadi preseden buruk untuk jemaat kita yg di daerah2 lain yg sekarang sedang berjuang membangun Masjid, krn akan menjalar tindakan intoleransi untuk menutup masjid yang ahmadiyah bangun.
Harusnya ketika kita sudah berjuang menghalangi mereka dgn pagar betis supaya jangan terjadi pembongkaran masjid, namun kalau kita tetap juga kalah krn tidak berdaya lalu mereka berhasil mencopot kubah dan kalimat tauhid, barulah kita berdoa dengan menangis serta bertawakkal kepada Allah.
Kalaupun kita mau berbuat baik kepada orang yg telah menzalimi kita, lakukanlah dengan cara menyuguhi makanan ketika mereka sudah selesai pembongkaran dan mau kembali pulang, nah dalam kondisi itulah yg disebut sikap akhlak.
Mohon maaf ini hanya pendapat pribadi karena keperihan hati saya melihat kalimat tauhid itu dihapus begitu saja. Krn dulu pun saya pernah mengalami tahun 2012 dikeroyok puluhan FPI ketika di batam mempertahankan tempat ibadah.. ?