Dalam penutupan Ijtima Nasional 2016, Ia juga mengatakan sebagai seorang khuddam selayaknya banyak bersyukur karena dikaruniai Khalifah. Ia juga berpesan untuk mengirim surat kepada Khalifatul Masih, Hazrat Masroor Ahmad,atba.
MOJOKERTO – Sadr Majelis Khuddamul Ahmadiyah Malaysia, Nadaussalam berkesmpatan mengikuti Ijtima Nasional Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia (MKAI) yang dihelat di salah satu kawasan wisata di Kabupaten Mojekerto. Ia berjanji akan membawa anggotanya ke Ijtima Nasional MKAI di tahun mendatang.
“Pada tahun-tahun selepas ini saya akan membawa lebih ramai khuddam-khuddam dari Malaysia. Insya Allah,” ungkap Nadaussalam.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/mei-2016/feed/” number=”3″]
Disinggung tentang perbedaan Ijtima di Indonesia dan Malaysia, ia mengatakan tidak ada perbedaan mencolok kegiatan Ijtima di dua negara serumpun tersebut. Namun menurutnya di Malaysia lebih kondusif.
“Sama seperti di Indonesia, di kami (Malaysia-red) Ijtima pun outdoor. Di tempat wisata juga,” tuturnya.
Menurut Nadaussalam perbedaan besar terlihat dari jumlah peserta. Ijtima Nasional Khuddam Malaysia tidak lebih dari 100 orang.
“Ada beberapa dari warga Ahmadi Pakistan yang mencari suaka di Malaysia,” tambah Nadaussalam.
Ia terkesan dengan jumlah peserta Ijtima Nasional tahun ini yang dapat mencapai ribuan. Selain itu Nadaussalam juga terkesan dengan penampilan hiburan dari anggota Khuddam yang tampil di sela-sela diskusi pengorbanan yang disampaikan oleh Mln. Isa Mujahid Islam.
Nadaussalam juga begitu menikmati cross country yang diadakan di hari terakhir. Menurutnya track yang dihadapi begitu menantang.
Dalam penutupan Ijtima Nasional 2016, Ia juga mengatakan sebagai seorang khuddam selayaknya banyak bersyukur karena dikaruniai Khalifah. Ia juga berpesan untuk mengirim surat kepada Khalifatul Masih, Hazrat Masroor Ahmad,atba.
“Jika tidak bisa sebulan sekali mungkin dua bulan sekali. Lebih bagus seminggu sekali. Agar Khalifah senantiasa mendoakan kita,” tutur pria yang dikenal ramah tersebut.
Ia juga berpesan agar selalu mengikuti arahan dan berkomitmen pada Mubaligh, baik wilayah maupun majelis. Menurutnya Mubaligh merupakan kaki dan tangan khalifah di setiap daerah.
Kontributor : Talhah Lukman Ahmad