SEORANG Ahmadi ditembak dan dibunuh oleh penyerang tak dikenal di daerah Aurangi Town , Karachi, Pakistan, pada Sabtu, 8 Februari 2014.
Korban diidentifikasi bernama Raziullah Din, usia 27 tahun, putera Muhammad Hussein Mukhtar dari Ogervi Colony.
Menurut pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah Pakistan, Raziullah Din bersama istri dan keponakannya, baru saja meninggalkan rumah mereka sekitar pukul 14.30 ketika dua penyerang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor menembakinya dan salah satu peluru mengenai lehernya dan menghancurkan saluran pernapasannya.
Istri Din bergegas membawanya ke Rumah Sakit Abassi Shaheed di mana “meskipun upaya terbaik dari para staf medis telah dilakukan” ia tidak bisa diselamatkan, demikian penyataan tersebut.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan seorang putri berusia dua tahun. Jenazahnya akan dimakamkan di Rabwah.
Korban bekerja di pabrik yang memproduksi kaus kaki.
Menurut laporan ia berangkat kerja sekitar pukul 14.30. Istri dan keponakannya ada bersamanya. Keponakannya segera kembali ke rumah untuk mencari bantuan, sementara istrinya bergegas membawa korban [ke rumah sakit]. Sayangnya, di sana mereka tidak mampu menyelamatkani korban.
Salimud Din, juru bicara nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Pakistan, mengungkapkan kesedihannya atas pembunuhan baru-baru ini dan mengatakan bahwa dalam satu tahun terakhir tujuh pembunuhan terhadap warga Ahmadiyah karena iman mereka, enam di antaranya tewas di Karachi.
Salimud Din mencatat bahwa anggota keluarga Kiyani telah lama menjadi target kekerasan sektarian di daerah Aurangi Town dan bahwa sebagian besar insiden yang melibatkan Ahmadiyah di Karachi terjadi di wilayah ini.
“Ini jelas bahwa ada upaya terorganisir dan terkoordinasi untuk menargetkan [pembunuhan] terhadap warga Ahmadiyah dengan cara ini,” kata Salimud Din. “Pengorbanan yang dilakukan para Ahmadi hanya akan makin memperkuat tekad mereka.”
“Tidak ada satupun tindakan teroris akan melemahkan jemaat ini, dan tidak ada satupun Ahmadi yang goyah dalam menghadapi kekejaman seperti itu,” tambah pernyataan [wakil] Ahmadiyah.
Komunitas menyatakan bahwa kelompok dan organisasi yang mengasosiasikan dirinya dengan gerakan ‘Khatme nubuwwat’ secara terbuka mengeluarkan fatwa yang menyatakan Ahmadiyah patut dihukum mati.
Jamaah Ahmadiyah menyatakan bahwa kelompok dan organisasi yang mengasosiasikan dirinya dengan gerakan ‘Khatme nubuwwat’ secara terbuka mengeluarkan fatwa yang menyatakan penganut Ahmadiyah layak dihukum mati.
Penentang Jamaah Muslim Ahmadiyah secara teratur menerbitkan dan mendistribusikan bahan yang berisikan kebencian secara langsung untuk memboikot dan menganjurkan pembunuhan terhadap warga Ahmadiyah.
Institusi-institusi pemerintah terkait–ia telah mengamati–tidak mengindahkan bahan-bahan kebencian anti-Ahmadi dan sebagai hasilnya warga Ahmadiyah terus dibunuh.
Juru bicara Ahmadiyah mendesak pihak berwenang untuk membawa para pelaku kejahatan ini ke pengadilan secepat mungkin.
—
Sumber berbahasa Inggris dapat dibaca di Ahmadiyya Times