Tasikmalaya – Hampir 2 ribu anggota Lajnah Imaillah se wilayah Tasikmalaya Raya membanjiri Masjid Baiturrahim sejak pagi hari pada 1 Mei 2025.
Bukan untuk sekadar silaturahmi, tapi demi menyerap ilmu dan menyalakan kembali semangat keberdayaan dalam Muawanah Gabungan Lajnah Imaillah, agenda rutin yang digelar tiga bulan sekali.
Dengan peserta mencapai 1.632 orang, acara ini membuktikan bahwa perempuan bukan hanya objek pembangunan, tapi subjek perubahan.
Baca juga: Komnas Perempuan dan Jemaat Ahmadiyah Bahas Pemulihan Hak Perempuan di Pengungsian
Lajnah Imaillah di Tasikmalaya Raya dengan semangat, menyimak materi-materi penting yang relevan dengan kehidupan modern dan berlandaskan nilai Islam.
Dua bahasan utama yang dibedah cukup mendetail, yakni Pardah dan Riba mengajak para peserta merenungi peran dan tanggung jawabnya sebagai Muslimah di era kini.
Namun keistimewaan muawanah tak berhenti di situ. Sesi kesehatan dan keterampilan turut menambah kekayaan wawasan peserta.
Baca juga: Pemuda Ahmadiyah Kampung Anam Sukses Gelar Turnamen Futsal 2025
Kegiatan ini menjadi ruang belajar sekaligus refleksi: bahwa perempuan berdaya bukan hanya dalam pemikiran, tapi juga dalam tindakan nyata.
Bazaar Lajnah pun menjadi magnet tersendiri. Di sana, tampak puluhan stan yang diisi oleh para anggota Lajnah Imaillah yang menekuni dunia bisnis.
Mereka menjual aneka produk unggulan, membuktikan bahwa tangan perempuan bisa produktif sekaligus penuh cinta. Dari makanan olahan, pakaian syar’i, hingga kerajinan tangan—semuanya lahir dari kreativitas dan ketekunan para ibu dan remaja putri.
Baca juga: Silaturahmi dan Halal Bihalal di Kantor Kelurahan, Jemaat Ahmadiyah Medan Perkenalkan Mubaligh Baru
Sementara itu, anak-anak Nashirat tak mau kalah. Dengan wajah ceria, mereka mengikuti kegiatan membuat gelang dari pernak-pernik cantik, melatih imajinasi sekaligus mengenal nilai kebersamaan sejak dini.
Muawanah kali ini menjadi cermin betapa perempuan Ahmadiyah adalah pribadi beriman, cerdas, dan aktif.
Dari ruang masjid, mereka membawa ilmu untuk kehidupan; dari sesi muawanah, mereka menyulut semangat untuk terus menjadi cahaya di keluarga dan masyarakat.
Kontributor: Nur Aina