Narasumber lain, Widi Widiyanto yang mewakili Bupati Lombok H.Ali Bin Dahlan memaparkan perkembangan Islam di pulau yang terkenal dengan Gunung Rinjaninya tersebut.
JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Jurusan Aqidah Filsafat Islam & Ilmu Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar bedah buku ‘Pesantren dan Gerakan Feminisme di Indonesia’ di ruang teater lantai 4 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Jumat (7/4). Tiga orang mahasiswa Jamiah Ahmadiyah berkesempatan hadir dalam acara yang juga dihadiri oleh salah satu tokoh muda NU, Zuhairi Misrawi.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/jakarta/feed/” number=”3″]
Dr. Saipul Hamdi yang merupakan penulis buku Pesantren dan Gerakan Feminisme di Indonesia menyoroti tentang Islam dan hubungannya dengan keramahan kepada wanita. Menurutnya, dengan kultur Islam Indonesia yang ramah, toleran dan moderat, maka feminisme Islam di Indonesia bukanlah menjadi sesuatu yang aneh, dan bukan menjadi sesuatu yang haram. Lebih lanjut dirinya berharap pesantren dapat menjadi lembaga yang dapat melahirkan guru besar dan aktivis perempuan.
Narasumber lain, Widi Widiyanto yang mewakili Bupati Lombok H.Ali Bin Dahlan memaparkan perkembangan Islam di pulau yang terkenal dengan Gunung Rinjaninya tersebut.
“Di Lombok Timur sendiri terdapat sekitar 300 Pondok Pesantren. Ini menunjukkan pengaruh Islam di Lombok begitu kuat sekali,” ujarnya.
Kesempatan sama, Zuhairi Misrawi atau yang akrab disapa Gus Mis mengajak para peserta yang mayoritas mahasiswa untuk terus rajin belajar.
“Raih cita-cita setinggi Langit, dan lakukanlah perubahan dari hati nurani,” pesan Gus Mis
Kontributor : Iman.M.A.Al-Syiribuni
Editor : Talhah Lukman Ahmad