BANDUNG – Youth Interfith Camp (YIC) diselenggarakan untuk kelima kalinya. Pertemuan para pemuda lintas iman se-Jawa Barat in berlangsung selama tiga hari dari Jumat (25/09) sampai dengan Minggu (27/09) di Lembang, Bandung. Acara ini diselenggarakan oleh kerjasama antara Jaringan Kerjasama Antar Umat Beragama (Jakatarub), Deklasi Sancang, Universitas Maranatha, Gereja Pasundan Sinode, dan Gereja Klasis Bandung dengan Akademisi Aceh, Rosnidar.
Tiga pemuda perwakilan Ahmadiyah turut hadir dan berpartisipasi sebagai peserta . Tidak hanya itu, tiga pemuda lainnya dari Ahmadiyah juga berpartisipasi sebagai fasilitator dan juga panitia. Kegiatan ini memfasilitasi Ahmadiyah untuk meluruskan kesalahpahaman yang selama ini beredar. Ada salah satu sesi dalam kegiatan ini yang disebut Café Religi. Pada Café religi, perwakilan dari Ahmadiyah yakni Ricky Husein memberikan penjelasan mengenai Ahmadiyah pada cafe Agama Islam. Dalam sesi ini para peserta dibagi menjadi enam kelompok dan dalam waktu setiap lima belas menit semua peserta diberikan kesempatan untuk mengelilingi setiap café agama yang memuat enam agama besar, yakni Islam, Kristen, Budha, Kong Hu Chu, Bahai, dan juga Penghayat. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pembicara di masing-masing kelompok agama mengenai prasangka dan juga ketidaktahuannya.
Selain itu, pada hari ketiga semua peserta diajak mengelilingi berbagai rumah Ibadah yang yang ada di kawasan Bandung, salah satunya adalah Mesjid An-Nashir.
Mubaligh Ahmadiyah memberikan penjelasan kepada peserta mengenai Ahmadiyah, kesalahpahaman yang sering ditujukan, serta menjawab setiap pertanyaan peserta dengan sangat detail dan ramah. Berkat acara ini, banyak peserta yang menjadi paham mengenai Ahmadiyah langsung dari sumbernya karena mayoritas peserta mengetahui dari media massa secara massif .
Sebanyak delapan puluh dua peserta yang hadir dan mengikuti kegiatan yang tentunya memberikan peluang bagi pihak Ahmadiyah untuk bisa bekerjasama dengan berbagai organisasi lintas Iman untuk sama-sama mengupayakan toleransi dan perdamaian dalam masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan misi Ahmadiyah yang memupuk perdamaian dalam masyarakat melauli mottonya : Love For All Hatred For None.
Reporter : Ami Rasyida