TAK berbeda dengan di Indonesia, Amerika Serikat memiliki masalah dalam mempertahankan toleransi beragama. Bauer mengerti ada kecemasan dengan sekelompok orang minoritas seperti Islam Ahmadiyah. “Ada kelompok itu di Indonesia, di Amerika Serikat juga ada dengan skala minoritas tapi suaranya nyaring,” kata Bauer.
JAKARTA, KOMPAS.com — Perbedaan bahasa, sosial, dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia ternyata mampu disatukan dengan agama Islam.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia, Kristen F Bauer, dalam diskusi “Life in America: Muslim in The United States”, Jumat (13/6/2014) malam.
“Adanya penganut Islam di Amerika Serikat membuat persamaan antara Amerika Serikat dengan Indonesia terlihat. Mungkin tidak banyak orang yang tahu. Ada persamaan di antara keduanya (AS-Ina),” kata Kristen Bauer.
Bauer mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat adalah negara pasifik dengan penganut agama yang taat, baik Protestan maupun Katolik. Bauer mengungkapkan, di 20 dari 50 wilayah Amerika Serikat, Islam menjadi agama dengan penganut terbesar kedua.
Tak berbeda dengan di Indonesia, Amerika Serikat memiliki masalah dalam mempertahankan toleransi beragama. Bauer mengerti ada kecemasan dengan sekelompok orang minoritas seperti Ahmadiyah.
“Ada kelompok itu di Indonesia, di Amerika Serikat juga ada dengan skala minoritas tapi suaranya nyaring,” kata Bauer.
Untuk menghadapi itu, warga Amerika Serikat mengedepankan nilai toleransi dan kedamaian. Bauer pun menyatakan kaum muslimin di Amerika memiliki banyak prestasi, yaitu ada 2 muslim yang duduk di Kongres dan seorang muslim yang menjabat sebagai wali kota.
Kaum muslim di Amerika juga datang dari berbagai latar belakang, berbagai keanakeragaman juga ada baik aliran, negara, dan suku. Pada bulan Ramadan, kata Bauer, komunitas Islam dapat bermain bersama teman-temannya dari agama lain. Mereka memilih waktu usai berbuka untuk bermain sepak bola bersama.
Dengan begitu, di Amerika Serikat kebebasan beragama ditumbuhkan dan mereka memeluk agama yang diyakini masing-masing dengan tidak saling mengintimidasi. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak membatasi dan melarang penggunaan pakaian muslim atau hijab.
FOTO: I. Gumay/GS18