KEPRIHATINAN yang sangat mendalam diungkapkan Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Ḥaḍrat Khalifah Almasih V Mirza Masroor Ahmad–atba. terkait peristiwa penyerangan dan penembakan di Paris, Perancis, baru-baru ini. Khalifah prihatin dengan adanya laku umat Islam di belahan dunia lain yang sedang berusaha mensyiarkan dakwah Islam melalui kekerasan sambil membunuhi orang-orang. Para muslim itu mengaku telah menyebarkan Islam sebagaimana yang terjadi di Paris, katanya.
Pesan tersebut disampaikan saat Khalifah memberikan khotbah jumat dari Jepang, tepatnya di Masjid Baitul Ahad Nagoya, Jumat (20/11) pukul sebelas WIB.
Khotbah Khalifah sebagian besar berisi pesan-pesan, perintah, maupun nasihat-nasihat khususnya untuk para Ahmadi di Jepang dan para Ahmadi di seluruh dunia pada umumnya.
Yang spesial dari khotbah Khalifah ini adalah ia menjadi penanda diresmikannya pemakaian dan fungsi Masjid Baitul Ahad Nagoya, sebuah masjid pertama yang didirikan oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah di Jepang.
Dalam khotbahnya, Khalifah antara lain mengemukakan sebuah sabda dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd Mirza Ghulam Ahmad a.s. bahwa orang-orang Jepang sedang mencari agama yang indah. “…Hendaknya ada seorang laki-laki dari antara Jamaah ini yang memiliki kemampuan dan keberanian serta memiliki kemahiran dalam berpidato.”
Khalifah bersyukur bahwa saat ini jamaah Ahmadiyah di Jepang membangun mesjid pertamanya. Khalifah mengatakan bahwa kalau mau tabligh maka bangunlah masjid. Niat dan tujuan baru terpenuhi bila kita menunaikan “hak masjid”, yaitu menjadi penyampai dakwah Islam serta menjadi hamba Allāh yang Hakiki.
Dikatakan khalifah bahwa Masjid Baitul Ahad Nagoya merupakan masjid paling besar di Jepang. Tapi, dengan itu semua bukan berarti tujuan serta maksud membangun masjid sudah terpenuhi.
Mengenai keadaan maupun perangai umat Islam akhir-akhir ini, Khalifah mengatakan bahwa sebenarnya, umat Islam ini tidak saja menzalimi dirinya sendiri tapi menghambat orang-orang masuk ke dalam agama tersebut.
Kepada para jamaahnya, Khalifah menekankan bahwa untuk menyampaikan Islam yang indah inilah Allāh swt. mengirim Imam Mahdi. “Anda juga hendaknya menunaikan tanggung jawab Anda.”
Khalifah berdoa semoga Allāh swt. memberikan berkat-Nya pada pembangunan masjid di Nagoya. Semoga para muslim Ahmadi menjadi orang-orang yang menunaikan hak-hak masjid.
Terkait aktivitas dakwah atau bertabligh, Khalifah bersabda bahwa agama Islam membutuhkan orang-orang yang selalu memperbaiki dirinya.
Para Muslim Ahmadi yang tinggal di Jepang dikaruniai kemajuan ekonomi. Khalifah mengharapkan agar para muslim Ahmadi Jepang jangan sampai mahrum di dalam menyampaikan amanat-amanat Pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah kepada rakyat Jepang.
Sebelum pembukaan masjid di Nagoya, media-media sudah mengekspos. Ini adalah karunia dan peluang yang harus dimanfaatkan.
Khalifah prihatin dengan adanya laku umat Islam di belahan duni lain yang sedang berusaha mensyiarkan dakwah Islam melalui kekerasan sambil membunuhi orang-orang. Para muslim ini mengaku telah menyebarkan islam sebagaimana yang terjadi di Paris.
Khalifah mengingatkan para Jemaahnya untuk tidak melulu mengedepankan urusan duniawi. “Apakah Anda ke sini hanya untuk urusan duniawi? Kalau hanya itu tujuan Anda maka itulah yang Ḥaḍrat Aqdas a.s. (pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah) dulu sedihkan bahwa umat Islam lain telah menjadikan Islam sebagai agama yang mati.”
Tapi, kata Khalifah, kita tidaklah seperti itu. Kita menyampaikan Islam yang indah. Ketika di negeri Jepang mulai ada ketertarikan terhadap agama maka beliau a.s. tergerak hatinya menulis buku untuk bertabligh di Jepang ini. Maka, hendaknya, kita menyampaikan agama yang hidup ini.
Khalifah mengatakan, semua umat Islam pun mendirikan masjid di dunia ini. Di Jepang ini sendiri, dapat dikatakan bahwa umat Islam lain telah membangun lebih dari seratus masjid. Kebebasan beragama dan ketertarikan masyarakat Jepang kepada agama sudah tumbuh semenjak zaman Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s..
Khalifah menekankan bahwa para muslim Ahmadi harus menunaikan hak-hak mesjid. Para Ahmadi Jepang harus keluar untuk mensyiarkan dakwah Islam dari Jepang.
Di samping itu, Khalifah ingin agar para Ahmadi di seluruh dunia harus meningkatkan standar amalan ibadahnya. Para Ahmadi harus menegakkan ṣalāt. Para Ahmadi harus meningkatkan rasa cinta dan persaudaraan di antara sesama serta mempraktekkannya di lingkungan masing-masing. Bukan hanya menyerukan amal ma‘ruf namun menjadi insan-insan yang mengamalkannya.
Khalifah mengingatkan, tiap Ahmadi telah berikrar untuk siap mengorbankan apa saja demi Jemaat. Karena itu, waspadalah, sedikit saja ada benih permusuhan atau perselisihan di antara Ahmadi satu sama lain maka itu akan menjadi penyebab betapa para Ahmadi akan mulai mencari ribuan alasan untuk tidak berkorban—na‘ūdzu bi’l-Lāhi min-dzālik.
Orang yang beriman adalah orang yang bersujud. Sehingga, dia akan senantiasa berusaha mendekatkan diri pada Allāh swt. sebagaimana sabda Rasūlu’l-Lāh saw. bahwa hamba paling dekat dengan Tuhan-nya adalah ketika dia sedang bersujud. Allāh swt. menginginkan para Ahmadi untuk menablighkan Islam. Inilah kesempatan dan karunia untuk menzahirkan keimanan dan menyebarluaskan dakwah-dakwah kedamaian.
Khalifah Islam Ahmadiyah selanjutnya meminta kepada para muslim Ahmadi untuk meningkatkan hubungan terhadap sesama dengan cara menyampaikan kepada masyarakat apa tujuan hidup dan bagaimana terbebas dari godaan syaitan atau nafsu amarah.
_
Reporter & Penerjemah: Saifullah Mubarak Ahmad
Editor: Rian Febriansyah Ahmadi & Rahmat Ali Daeng Mattiro
Isi khotbah selengkapnya silahkan merujuk kepada Alislam.org/friday-sermon