Medan – Sejumlah Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara (UINSU) yang sedang Praktik Kerja Lapangan (PKL) mendatangi Masjid Mubarak JAI Medan pada Selasa (11/01/2022). Mereka datang bersama Evi Indriani dari Aliansi Sumut Bersatu (ASB).
“Para mahasiswa tersebut akan melaksanakan “Live In” selama tiga hari (11-13 Januari 2022) di Jamaah Ahmadiyah Medan,” kata Indri.
“Agar mereka mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap mengenai Ahmadiyah, langsung dari sumbernya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ferry Wira, Direktur ASB berharap agar para mahasiswa (sekembalinya dari PKL) dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat mengenai Ahmadiyah yang seringkali menjadi korban tindakan perselisihan dan diskriminasi. Hal tersebut (salah satunya) akibat dari disinformasi yang diterima masyarakat.
“Segala disinformasi itu harus diluruskan,” tegas Ferry.
Kedatangan para mahasiswa PKL UINSU dan perwakilan ASB ke Masjid Mubarak disambut langsung Muhammad Idris, Mubaligh Daerah Sumut dan Nasrun Aminullah, Mubaligh Namorambe.
Selama Live In, mereka berkenalan dan berdiskusi mengenai akidah, konsep khilafat, kiprah dalam sosial kemasyarakatan, sistem organisasi sampai kepada kegiatan yang dilaksanakan oleh badan-badan dalam Ahmadiyah.
Mereka pun diajak menonton pemutaran video sejarah Ahmadiyah di Indonesia dan bagaimana perkembangan dakwah Ahmadiyah di Eropa.
Selain Muhammad Idris dan Nasrun Aminullah, yang menjadi narasumber dari JAI dalam kegiatan Live In adalah Hasyim Saragih (DPD Sumut), Hasmar Siregar (Ketua JAI Medan), dan Anna Deliana (Ketua Daerah LI Sumut).
Para mahasiswa menyatakan jika kegiatan ini adalah momen pertama kali bagi mereka berinteraksi dengan para Ahmadi dan mendengarkan informasi tentang Ahmadiyah secara langsung.
Pada Live In kali ini, para mahasiswa PKL juga diajak mengunjungi JAI Namorambe yang berada di Desa Gunung Klawas, Kab. Deli Serdang.
Selain berdiskusi secara khusus mengenai sejarah berdirinya Jemaat Namorambe, di sana mereka pun membantu mengajar di Rumah Belajar HF Namorambe dan sempat mengadakan quiz serta membagikan hadiah kepada anak-anak.
Para mahasiswa PKL mengatakan jika apa yang disampaikan dalam pemaparan materi di hari pertama bahwa Ahmadiyah menekankan bukan hanya untuk memperkuat hubungan dengan Allah Ta’ala namun juga dengan sesama umat manusia, tampak langsung dalam praktik nyata di Rumah Belajar HF Namorambe yang berjalan murni untuk mengkhidmati kemanusiaan dengan mengedepankan sistem voluntarisme dalam pengelolaannya.
Ramli, salah seorang mahasiswa menyatakan jika sudah sejak lama dirinya ingin mengenal Ahmadiyah, namun baru mendapat kesempatan pada tahun ini.
“Sudah lama saya ingin mengenal Ahmadiyah, bahkan sejak tahun 2018 ingin sekali mengenal, tapi baru mendapat kesempatan sekarang, di tahun 2022”, ujarnya.
Sementara itu, Nisa, mahasiswi PKL UINSU menyampaikan bahwa oleh karena hanya mendapatkan informasi sepihak, menyebabkan timbulnya perasaan segan dan takut yang berlebihan saat akan datang ke Masjid Ahmadiyah. Namun setelah mendengarkan semua informasi tentang Ahmadiyah secara langsung, serta merta menghilangkan keraguan dan ketakutan yang ada tersebut.
“Kami berjanji akan memberikan informasi yang kami peroleh ini kepada siapa saja yang membutuhkan, jika mereka ingin mengetahui tentang Ahmadiyah”, ucapya.
Hasmar Siregar, Ketua JAI Medan menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas kegiatan Live In. Ia pun menegaskan kembali bahwa Ahmadiyah selalu terbuka bagi siapapun dan justru merasa senang bila banyak orang yang mau datang berkunjung.
“Ahmadiyah selalu terbuka bagi siapapun”, ungkapnya.
Kontributor: M. Idris
Editor: Firman & Fatikh