Pontianak— Bertempat di Aula Wakil Walikota Pontianak Jln Ks Tubun, Gusdurian Khatulistiwa mengadakan Haul Gus Dur dan juga Workshop dengan tema ‘Menganalisa Potensi Terjadinya Konflik Menjelang Pemilu 2024 di Kalimantan Barat’.
Turut serta hadir wakil walikota Pontianak, wakil ketua DPRD Kota Pontianak, Ketua Bawaslu Kalbar beserta beberapa elemen penting dari jejaring etnis dan juga suku se-Kalbar.
Tak ketinggalan perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah Kalimantan Barat turut hadir memenuhi undangan tersebut yaitu Ketua Jemaat Ahmadiyah Pontianak dan juga mubalighnya.
Sebagai pemantik dari acara ini telah tampil beberapa narasumber diantaranya ketua Bawaslu Kalbar Mursyid Hidayat, aktifis sekaligus jurnalis dari Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (Sejuk) Dian Lestari dan Seorang pengamat politik dari Akademisi Untan, Viza Juliansyah.
Rustandi yang mewakili Ahmadiyah Pontianak menanggapi pertanyaan tersebut mengatakan bahwa para politisi menyadari bahwa di saat menjelang pilkada atau pemilu jualan kekhawatiran atau rasa takut itu adalah modal untuk menaikan popularitas.
“Ada beberapa calon kepala daerah yang justru menjadikan momentum tersebut untuk menaikan popularitas mereka,”jelasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan keberadaan Ahmadiyah di beberapa daerah yang rawan konflik biasanya menjadi sasaran calon tertentu sebagai cara kampanye yang murah.
“Mungkin bisa jadi supaya terpilih menjanjikan kepada mereka untuk dibuatkan semacam rekomendasi surat keputusan untuk penghentian kegiatan (Ahmadiyah) atau sejenisnya,”ujar Rustandi.
Rudi Wardani yang saat ini menjabat sebagai ketua Jemaat Ahmadiyah Pontianak, tidak menyia-nyiakan moment baik tersebut, ia langsung menuju mimbar podium untuk memimpin doa dengan membacakan doa-doa rohani program serta konsep doa dalam bahasa Indonesia untuk haul Gus Dur.
Kontributor: Rustandi
Editor: Talhah Lukman A