Ahmadiyya Times.Dilaporkan Abdul Qadir Dehlvi meninggal di Qadian setelah sakit yang cukup lama dalam usia 97 tahun.
Dehlvi menghembuskan nafas terakhir di kediamannya di Ahmadiyah Colony dan ia dimakamkan di Bahisyti Maqbarah pada Selasa sore , 15 Januari 2014.
Dehlvi datang ke Qadian sebagai sukarelawan menyambut seruan Khalifah kedua Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Bashsiruddin Mahmud Ahmad, untuk melindungi keluarga Ahmadi dan tempat-tempat suci.
Para relawan yang tinggal kembali ke Qadian pada saat partisi India-Pakistan berdasarkan arahan pimpinan spiritual mereka – berjumlah 313 orang – datang untuk dihormati sebagai tetua dan mereka mendapat panggilan Darwisy, panggilan yang menandakan rasa tidak mementingkan diri sendiri.
Darwisy Dehlvi bertugas di berbagai departemen Jamaah Ahmadiyah untuk jangka waktu yang lama.
Maulana Mohammad Inaam Ghori, Kepala Sekretaris Jamaah Muslim Ahmadiyah Qadian, memimpin shalat jenazah dan ribuan Muslim Ahmadi lainnya bergabung.
Dehlvi dimakamkan di area khusus yang diperuntukkan bagi para darwisy. Pada akhir upacara pemakaman, Maulana Ghori memimpin do’a.
Abdul Qadir Dehlvi meninggalkan tiga putra dan empat putri. Dua dari anak-anaknya, Nooruddin Ismail dan Noorul Ameen, datang dari Jerman untuk menghadiri pemakaman tersebut.
Darwisy Dehlvi dikenal karena telah bertemu Paus Yohanes Paulus dan menyampaikan pesan bahwa pembaru jaman ini, Mesias yang dijanjikan telah datang di Qadian, India. Kabarnya Dehlvi juga telah menjelaskan ajaran Islam dan ahmadiyah yang benar kepada Paus.