Bogor – Masih dalam rangka memperingati perayaan HUT RI ke-77, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menggelar kuliah umum dengan tema “Kebangsaan dan Tantangan Indonesia Menjelang 100 Tahun NKRI“ pada Sabtu (20/8/2022). Kuliah umum yang diselenggarakan di komplek Baitul Afiyat Kemang Bogor tersebut menghadirkan seorang tenaga profesional bidang politik dan wawasan nusantara dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mayjen TNI (Purn.) E Imam Maksudi.
Mayjen TNI (Purn.) E Imam Maksudi pada awal pemaparannya menyinggung perjalanan sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia kemudian mengutip pernyataan dari beberapa tokoh terkait dengan wawasan kebangsaan. Menurutnya wawasan kebangsaan berarti adanya pemahaman dari setiap warga negara tentang bagaimana proses yang terjadi dalam perjalanan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
“Wawasan kebangsaan berarti kita memahami bagaimana proses perjalanan bangsa ini sehingga menjadi Bangsa Indonesia yang merdeka,” ucap Mayjen TNI (Purn.) Imam.
“17 Agustus 1945 yang baru saja kita rayakan ulang tahunnya yang ke-77 itu sebenarnya adalah titik dimana kita menyatakan diri bahwa kita menjadi pemenang atas diri kita, bukan pemenang atas kekuatan asing. Memenangkan diri kita sendiri untuk bisa bersatu. Bersatu berarti kita mengalahkan kemauan diri kita untuk berpisah satu dengan yang lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan wawasan kebangsaan adalah membangun sikap saling percaya dan saling menjaga untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut dibutuhkan supaya ada kekuatan nasional dalam menghadapi berbagai hakikat tantangan musuh bersama.
“Kuncinya disitu, membangun sikap saling percaya,” tegas Mayjen TNI (Purn.) Imam.
Dalam pandangannya, musuh bersama bangsa Indonesia sekarang adalah kebodohan dan ego yang juga sebenarnya musuh bersama yang berada di dalam diri kita sendiri. Untuk menghilangkan kebodohan dibutuhkan pendidikan secara utuh, yaitu pendidikan yang bukan hanya sebagai pengetahuan saja tetapi juga menjadi pencerahan guna terjadinya perubahan karakter dalam setiap pribadi anak bangsa.
Selain itu dibutuhkan materi-materi pelajaran di sekolah yang bukan hanya untuk hafalan. Pelajaran yang diberikan harus diarahkan untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku secara konkrit.
Mayjen TNI (Purn.) Imam pun mengungkapkan tentang wawasan kebangsaan Indonesia sebelum menjadi negara kesatuan yang ternyata sudah memiliki sebuah ketertiban yang membuktikan bahwa Indonesia bukanlah sebuah negara bar-bar. Kenyataan sebenarnya yang menunjukkan jika sejak awal Indonesia adalah bangsa yang sudah mempunyai tata kehidupan yang teratur.
Pada acara yang sama Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (Amirnas JAI), Maulana H. Abdul Basit menyatakan hingga saat ini masih banyak tantangan yang tidak hanya bagi JAI tapi juga bagi bangsa Indonesia. Maulana Basit juga berharap agar kuliah umum tersebut mampu memberikan pencerahan terutama mengenai wawasan kebangsaan dan tantangan yang akan dihadapi kedepan di NKRI.
Menurut Amirnas JAI, Maulana H. Abdul Basit tantangan yang dihadapi tidak hanya secara global namun bisa juga tantangan yang muncul dari dalam negeri sendiri. Lebih jauh, Maulana H. Abdul Basit melihat bila kemerdekaan Indonesia yang sudah berjalan selama 77 tahun masih banyak membutuhkan perbaikan dalam berbagai hal yang harus terus diupayakan dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh elemen bangsa.
“Mudah-mudahan dengan adanya pencerahan, nanti kita bisa lebih berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat dan bangsa kita yang tercinta ini, NKRI,” harap Maulana Basit.