Yogyakarta – Komunitas Sepedaptif (Sepeda Adaptif) Indonesia terpilih sebagai penerima penghargaan Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2022 untuk Kategori Sains dan Inovasi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia. Apresiasi tersebut diberikan bersamaan dengan momen Hari Disabilitas Internasional, kepada para tokoh dan komunitas inspiratif yang dianggap mampu menggerakkan masyarakat untuk mengamalkan Pancasila.
Komunitas ini termasuk dalam 45 penerima Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2022 dari BPIP RI yang ditayangkan secara langsung melalui stasiun televisi nasional, TVRI pada, Sabtu, (03/12), pada pukul 19.00 – 21.00 WIB di Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.
Sepedaptif Indonesia adalah komunitas penggiat sepeda adaptif sebagai alat bantu mobilitas untuk penyandang disabilitas daksa. Komunitas ini terbentuk pada tahun 2017 oleh 9 orang pemuda pegiat sepeda dan olahraga dengan berbagai latar belakang diantaranya dari Pemuda Ahmadiyah (Khuddam) yaitu Bowo, Fredy, Darojat, Idris, Omar, Fauzan, Agus, sementara dari Katolik ada Paulo de Ornay.
Penerimaan penganugerahan prestasi pada malam tersebut dihadiri oleh Omi dan Bowo selaku perwakilan dari penggagas sepedaptif.
Omar atau biasa dipanggil Omi mengatakan mendapatkan kabar langsung melalui direct message Instagram bahwa komunitas sepedaptif dinobatkan sebagai satu dari 45 Ikon Prestasi Pancasila tahun 2022.
“Ada yang DM di instagram, menginfokan bahwa sepedaptif masuk kedalam nominee” ujar Omi
Omi mengaku kaget setelah menerima informasi tersebut.
“Kaget, karena kami merasa belum pada kapasitasnya untuk mendapatkan penghargaan tersebut dan juga setelah mengetahui 44 ikon lainnya dengan kapasitas dan prestasi masing-masing yang sangat luar biasa” ujar Omi
Sebelumnya, Komunitas Sepedaptif ini berhasil memperoleh Awardee Empowered 4.0 Allianz 2021 dan Awardee Pertamina Foundation Muda 2021.
Omi dan Bowo mewakili komunitas Sepedaptif Indonesia mendorong anak muda untuk mengamalkan nilai-nilai pengkhidmatan kepada masyarakat sekitar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
“Menurut pendapat kami pribadi, dalam konteks kejemaatan. Sebagai khuddam sudah sepatutnya kita harus terus berkhidmat sesuai dengan kemampuan masing-masing,” ungkapnya.
“Karena ketika nilai-nilai pengkhidmatan tersebut kita selalu aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik kepada diri sendiri ataupun masyarakat akan dapat memberikan berkat, manfaat dan kebaikan,” sambungnya.