Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan oleh aksi seorang perempuan yang mencoba menerobos Istana Negara dari penjagaan Paspampres. Setelah ditangkap dan digeledah, perempuan itu kedapatan membawa senjata api berjenis FN.
Dikutip dari Liputan6.com, Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyatakan, adanya aksi teror wanita tersebut, menjadi bukti radikalisme masih ada.
“Bahwa kemarin ada seorang perempuan datang ke istana membawa senjata FN dan kitab suci, tapi FN-nya kosong. Itu sebagai bukti bahwa radikalisme itu masih ada,” kata Mahfud MD
Menurut dia, akar radikalisme itu adalah ketidakmauan menerima kesepakatan hidup bernegara.
Berkenaan dengan hal tersebut, Pemimpin Dunia Jemaat Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba telah menanamkan himbauan akan sikap kesetiaan dan integritas anggota ahmadiyah sebagai warga negara dimanapun mereka berada
“Sebagai muslim ahmadi, mereka menjadi warga negara yang setia kepada negara di mana mereka berada… Dimanapun mereka tinggal, Muslim Ahmadi adalah warga negara yang sangat taat hukum”
Karena mencintai serta setia pada negara dimanapun kita tinggal, Huzur menyampaikan bahwa itu merupakan sebuah integrasi sejati.
“Oleh karena itu, harus setia kepada negara dimana kalian bermukim, hendaknya sepenuhnya mencintai negara itu, menjunjungnya, mematuhi hukum yang berlaku di dalamnya dan bekerja bagi kesejahteraan dan kemajuan negaranya. Inilah yang dimaksud dengan integrasi.”
Sebagaimana Rasulullah SAW menyatakan bahwa “Cinta tanah air adalah bagian dari iman” (Sakhawi).
Islam tidak membedakan antara kesetiaan pada agama dan bangsa. Maka dari itu umat Islam mendapatkan kebebasan dalam menjalankan dan menyebarkan agama mereka, selayaknya harus menghormati pemerintahan negara mereka dan hidup sebagai warga negara yang taat hukum.
Oleh karena itu, dalam kesempatan lain, pimpinan Jemaat Ahmadiyah Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba menyampaikan pesan kepada anggota jemaat ahmadiyah agar menjalankan ajaran yang mulia ini dengan senantiasa setia pada negara mereka dan harus memperhatikan bahwa merupakan tugasnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang indah dan damai, karena beliau mencatat bahwa kesetiaan kepada negara menciptakan perdamaian di masyarakat karena menuntut setiap warga negara untuk memenuhi janji mereka, terlepas dari kesulitan yang terlibat.
“Setiap Muslim Ahmadi harus memperhatikan bahwa merupakan tugasnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang indah dan damai. Dunia pada saat ini tengah berada di ambang bencana dan setiap Muslim Ahmadi harus melakukan upaya untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran”