Pagi itu tanggal 20/1/2013 Baliho Besar nampak terlihat di ruangan pertemuan Gedung Asia Plaza. Acara ini di selenggarakan oleh SEMESTA (Serikat Masyarakat untuk Toleransi Beragama). Pukul 9 WIB pagi nampak antrian tamu undangan mengisi daftar hadir guna mengikuti acara workshop ini. Beberapa tamu tak lupa membawa serta undangan sebagai tanda bahwa yang bersangkutan di undang untuk acara workshop ini.
Pukul 09.30 WIB acara yang dipimpin oleh seorang moderator sekaligus ketua YAYASAN SEMESTA, Kang Faoz Noor membuka acara dengan bebrapa prakata sebagai pengantar. Acara ini resmi dibuka oleh Kepala FKUB : Dadang Romansyah serta pembacaan doa oleh sesepuh pesantren Paozan Tasikmalaya.
Dalam sambutanya ketua FKUB mennyatakan kebanggaanya atas adanya acara semacam ini, yang dapat memberikan pendidikan TOLERANSI BERAGAMA. Beliau mengungkapkan banyak agama di indonesia terdapat 6 agama yang diakui dan diatur oleh negara sebagaimana dianut dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Banyak agama di indonesia mengindikatorkan bahwa negara Indonesia sebagai negara majemuk atau multi kultur dan beragam keyakinan. Kemajemukan negara Indonesia adalah potensi yang akan mengangkat negara Indonesia menjadi negara yang besar kuat dan bermartabat. Tetapi kemajemukan serta heterogenitas bangsa ini jika tidak dikelola dengan baik maka bukanlah hal yang tak mungkin akan melahirkan malapetaka dan bencana.
Tidak sedikit dalam Dispora negara, sejarah kita telah menyaksikan berapa banyaknya korban kerusuhan dengan latar belakang isu agama. Munculnya kerusuhan akibat isu agam itu kerena adanya yang merasa bahwa kelompoknya itu yang paling benar. Padahal keberagaman itu merupakan sunatullah tuturnya.
Pembicara pertama yaitu Dr. Adeng Muchtar Ghazali, M.Ag, beliau adalah Dosen UIN Bandung. Makalah yang disampaikan berjudul Membangun Kerukunan Lewat Madrasah. Menurutnya kerukukunan sangat berkaitan erat dengan toleransi, kerukunan menunjukan pada wujud nyata dari dua pihak (orang/ kelompok) yang berdampingan secara nyaman dan harmonis sedangkan TOLERANSI berkaitan dengan nilai dan prilaku atau sikap yang ditunjukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk hidup rukun. Sementara madrasah berhubungan dengan pendidikan Islam sebagai bagian dari tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar. Beliau merumuskan dalam workshop ini menjadi sebuah pokok bahasan bahwa nilai-nilai toleransi dan kerukunan dalam prespektif Islam yang dibangun melalui proses pendidikan di madrasah.
PENGERTIAN TOLERANSI DAN KERUKUNAN Istilah toleransi berhubungan dengan nilai dan perilaku. Kurang lebih istilah ini menunjukan pada arti “saling memahami”, ”saling mengerti” dan “saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan”. Sementara istilah “kerukunan” diartikan sebagai “ hidup bersama dalam masyarakat dalam “kesatuan hati” dan “bersepakat untuk tidak menciptakan perselisihaan dan pertengkaran”. Jika pemaknaan ini dijadikan pegangan maka Toleransi dan kerukunan adalah suatu yang ideal dan di dambakan oleh masyarakat manusia.
TASAMUH dalam terminologi islam sebagai istilah yang dekat dengan toleransi. Sekalipun tidak secara utuh menunjukan pengertian yang sama, tetapi secara esensial mengandung tujuan yang diinginkan yaitu saling memahami, saling menghormati, dan saling menghargai sebagai sesama manusia.
Pembicara sesi ke dua adalah Risdo dari Kristen Ortodok. Beliau memaparkan keberagaman serta toleransi dalam prespektif Kristen Ortodok sementara pembicara terakhir diisi oleh budayawan dari Ci Pasung yaitu : Kang Acep Zam Zam Noor. Dengan materi keberagaman, toleransi agama dalam prespektif budaya. Pemateri dalam setiap sesi selalu memberi kesempatan audiens untuk tanya jawab nampak peserta antusias dengan sesi-sesi diskusi ini.
Waktu terus berlalu tak terasa Pukul 16 WIB dengan cuaca yang cerah, acara ini ditutup dengan ramah tamah dan dibagikan Sertifikat sebagai tanda penghargaan panitia penyelenggara terhadap peserta yang mengikuti workshop ini.
Begitu berharganya workshop ini kendati tak begitu lama namun ini akan membawa kesan tersendiri bagi peserta. Semoga workshop ini dapat membawa dampak positif bagi perkembangan Kota Tasikmalaya sehingga Kota Tasikmalaya layak disebut Kota Religius dan Islami yang penuh Toleransi. Salam.(Munawarman)