Jakarta– Lajnah Imaillah menghadiri Kajian Spiritual Salam yang diselenggarakan oleh Muslimah Reformis pada Minggu, 24 Maret 2024.
Kajian ini mengangkat tema “Makna Puasa dari Perspektif Agama-Agama” dan dihadiri oleh berbagai komunitas agama lainnya
Kegiatan ini dihadiri oleh Lajnah Imaillah, organisasi perempuan Ahmadiyah Indonesia, dan berbagai komunitas agama lainnya.
Hadir pula, Naib Amir Bidang Da’watilallah, Mln. Rahmat Hidayat dan Mubaligh Daerah Markarz, Mln. Buldan.
Dr. Aisyah Bakrie, Sadr Lajnah Imaillah, mengatakan bahwa Musdah Mulia, tokoh reformis Indonesia, memiliki hubungan erat dengan Lajnah Imaillah.
“Beliau pernah bertemu dengan Hazrat Khalifah pada Jalsa Salamat di Inggris,” kata Dr. Aisyah.
Pandangan dari Berbagai Agama
Kajian ini menghadirkan narasumber dari berbagai agama, seperti Katolik, Bahai, Kepercayaan, dan Buddha, untuk memaparkan pandangan mereka mengenai puasa.
Para pemateri menjelaskan makna puasa menurut kepercayaan mereka, dan dari berbagai perspektif yang dikemukakan, tujuan utama dari puasa di setiap agama adalah untuk menahan diri dan memperkuat keimanan.
Dr. Aisyah Bakrie menambahkan bahwa tujuan puasa di semua agama pada dasarnya sama, yaitu untuk menahan diri dan memperkuat keimanan.
“Caranya mungkin berbeda-beda, tergantung pada ajaran agama masing-masing,” ungkapnya.
Kajian ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat paripurna. Puasa diajarkan untuk meningkatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan aturan-aturan yang ditetapkan.
“Kajian ini menarik dan membuat kita yakin bahwa Islam adalah agama yang sangat-sangat paripurna,” tutup Dr. Aisyah Bakrie.
Lajnah Imaillah aktif dalam berbagai agenda pertemuan lintas agama, termasuk kajian ini. Keikutsertaan Lajnah Imaillah menunjukkan komitmen mereka dalam membangun dialog antarumat beragama dan memperkuat toleransi di Indonesia.