Jakarta– Juru bicara JAI, Mln. Dili Sadili hadir dalam acara ramah tamah dan buka puasa bersama Komunitas Bahai Indonesia dalam rangka Hari Raya Nawruz 2024.
Hadir pula Mantan Menteri Agama 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin, Komisioner Komnasper juga penganut Kepercayaan Sunda Wiwitan, Dewi Kanti, dan Bidang kementerian dalam negeri, Bidang kementerian agama RI, Sekretaris Pers JAI, Yendra Budiana dan para tokoh agama lainnya pada Jumat, 22 Maret 2024.
Dalam kesempatan ini, Jubir JAI, Mln. Dili Sadili diminta untuk membuka acara dengan memimpin doa bersama secara Islam, diikuti dengan doa secara Baha’i, Sunda Wiwitan, Katolik.
Ia menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk memperkuat jalinan tali silaturahmi dan merayakan kekuatan persatuan dalam keberagaman.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi kita semua untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Mln. Dili Sadili.
Mantan Menag Lukman Hakim Saefudin dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya nilai-nilai universal agama seperti saling menghormati, mengasihi, dan memuliakan sesama manusia.
Menurutnya, agama hadir untuk menjaga harkat dan martabat manusia, namun belakangan ini muncul fenomena eksklusivisme yang bertentangan dengan inti ajaran agama.
“Setelah eksklusif menjadi segregatif, memisah-misahkan. Padahal beragama itu mestinya integratif, karena agama mengajarkan agar kita menyatukan keragaman atau perbedaan yang ada di tengah-tengah kita. Keragaman itu hakikatnya given, sesuatu yang memang begitulah Tuhan menghendakinya,” terang mantan Menag periode pertama Jokowi-JK itu.
LHS juga mengkritik sikap beragama yang segregatif dan konfrontatif, dan menyerukan agar umat beragama bersikap kooperatif dan bersinergi. Perilaku eksklusif, segregatif, dan konfrontatif hanya akan merusak, bukan membangun kemaslahatan bersama.
“Tapi ini kok justru malah konfrontatif, menghardik ini-itu, mencaci, mencela, membangun permusuhan, bahkan menggunakan cara-cara kekerasan terhadap yang berbeda. Ini sesuatu yang justru mengingkari inti atau esensi pesan utama ajaran pokok agama itu sendiri,” tegas Lukman Hakim Saifuddin.
Acara ramah tamah ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni dan budaya, serta tausiah agama. Para tamu undangan juga berkesempatan untuk mencicipi berbagai hidangan khas Naw-Rúz.
Acara ramah tamah Naw-Rúz 181 EB ini merupakan salah satu upaya JAI untuk menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak, serta untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.