Jakarta– Himpunan Jurusan Mahasiswa (HJM) Studi Agama-agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan seminar nasional dan bukber pada Kamis, 21 Maret 2024.
Kegiatan ini mengangkat tema “Puasa dalam Keragaman Agama.”
Lebih dari 100 peserta antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, akademisi, hingga masyarakat umum.
Makna Puasa di Berbagai Agama
Seminar menghadirkan empat pembicara dari berbagai agama, yaitu: Mubaligh Ahmadiyah Kebayoran, Mln. Harpan Ahmad, menyampaikan materi tentang makna puasa menurut Islam.
Ia menjelaskan bahwa puasa dalam Islam bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu dan amarah. Puasa juga merupakan sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Puasa dalam Islam bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu dan amarah,” kata Mln. Harpan Ahmad.
Dosen Studi Agama-agama, Wasil, membahas makna puasa dalam tradisi Islam dan kaitannya dengan moderasi beragama.
Ia menambahkan bahwa puasa dalam Islam memiliki dimensi spiritual dan sosial. Dimensi spiritual berkaitan dengan penyucian diri, sedangkan dimensi sosial berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama.
“Dimensi spiritual berkaitan dengan penyucian diri, sedangkan dimensi sosial berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Pendeta GBI, Romo Rico Manangsang, memaparkan makna puasa dalam agama Kristen.
Menurutnya, puasa dalam agama Kristen memiliki makna pertobatan dan pemurnian diri. Puasa juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Di akhir, Influencer dan penganut agama Hindu, Ayu Hendranata, menjelaskan makna puasa dalam agama Hindu.
Ayu Hendranata menjelaskan bahwa puasa dalam agama Hindu memiliki makna pengendalian diri dan penyucian diri. Puasa juga merupakan sarana untuk mencapai moksha atau kesucian.
Setelah pemaparan materi, peserta berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada para pembicara. Diskusi berlangsung dengan interaktif.