Pontianak – Puluhan Pemuda Lintas Iman mengunjungi Masjid Jemaat Ahmadiyah Pontianak, Minggu (20/11/2022).
Mereka datang dalam rangka kegiatan komunitas Tepelima. Rio selaku Koordinator SADAP Indonesia menjelaskan berkenaan dengan komunitas tersebut.
“Komunitas Tepelima atau temu pemuda lintas iman merupakan wadah untuk saling mengenal pemuda lintas iman dan suku di Kalimantan Barat,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan tujuan penyelenggaraan kegiata itu untuk menguatkan nilai-nilai keberagaman sehingga kedepannya tercipta toleransi dan perdamaian.
“Tujuan kegiatan ini guna menepis stigma dan prasangka serta menguatkan nilai-nilai keragaman yang ada dalam masing-masing individu atau kelompok, sehingga tercipta toleransi dan penerimaan serta kedamaian kedepannya,” lanjutnya.
Acara yang diikuti 35 peserta tersebut berjalan interaktif. Para peserta dipersilahkan untuk mengajukan berbagai pertanyaaan kepada Mubaligh Ahmadiyah Pontianak, Maulana Rustandi, yang sebelumnya telah memberikan pemaparan singkat mengenai Ahmadiyah.
Beragam pertanyaan disampaikan oleh para peserta, diantaranya berkenaan dengan fatwa dari MUI yang menganggap Ahmadiyah sesat. Salah seorang peserta, Jamaludin bertanya, jika Ahmadiah sesat mengapa tidak mendirikan agama sendiri.
Hal itu dijawab oleh Maulana Rustandi dengan menjelaskan kategori sesat menurut Islam. Ia juga menekankan bahwa Ahmadiyah sepenuhnya menjakankan agama Islam.
“Kategori sesat dalam akidah Islam yang kami pahami itu adalah bahwa umat Islam melenceng dari koridor pokok dalam ajaran Islam. Ajaran yang paling subtansi dalam ajaran Islam adalah mengimplementasikan Rukun Islam dan Rukun Iman. Dan warga Ahmadi mengamalkan rukun-rukun tersebut.”
“Apabila para Ahmadi tidak menjalankan rukun tersebut maka kami dapat dikategorikan sesat menurut akidah,” ungkapnya.
Selain itu, Maulana Rustandi juga menjelaskan makna Muslim seraya mengutip salah satu sabda Rasulullah SAW.
“Man shollaa shollaatanaa wastaqbala kiblatanaa wa akala dzabiihatanaa fadzalikalmuslmu aladziilahu dzimmatullahi. Yang artinya, barangsiapa yang shalat seperti shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita dan memakan sembelihan kita, maka dia adalah seorang muslim,” jelasnya.
Kontributor: Ayah Talha
Editor: Mubarak