Manislor – Kab.Kuningan, (1/8). Sebanyak 27 orang aktifis yang tergabung dalam Nusantara School of Difference (Sekolah keragaman Nusantara) yang bermarkas di Kupang, NTT, Rabu malam (31/7) mengunjungi komunitas jemaat Ahmadiyah di Manislor.
Para peserta ‘Live In’ ini berasal dari beragam daerah antara lain : Aceh, Pontianak, Samarinda, Banjar Masin, Jakarta, Bandung, Semarang, Labuan Bajo, Jogjakarta dan Kupang. Bahkan beberapa diantaranya berasal dari luar negeri seperti, 4 orang dari USA, 2 orang dari Moldova, 1 orang dari Vietnam dan 2 org dari Kirgystan.
Kegiatan sekolah keragaman yang baru berjalan 2 tahun ini diikuti oleh peserta dengan profesi yang berbeda diantaranya, akademisi, peneliti, fotografer, penulis, aktivis kemanusiaan, NGO dan Gusdurian. Menurut Elcid Li Ph.D sebagai direktur NSD beberapa hari sebelumnya mereka pun sudah mengunjungi berbagai komunitas di beberapa kota di Jakarta, Bandung dan Kuningan (Sunda Wiwitan, katolik & muslim di Cigugur). Bahkan infonya, sepulang dari Kuningan mereka akan langsung terbang ke Kupang melanjutkan agenda kunjungan.
Kamis (1/8), setelah sarapan pagi peserta memulai kegiatan di hari kedua tepat pukul 08.15 WIB dengan berkeliling melihat mesjid – mesjid di Manislor yang dulunya pernah disegel dan dirusak massa antara lain mesjid Al-Hidayah, Baitur Rahman, Al Masroor, Al Jihad dan Al Hikmah. Pekuburan Al wasiyat (Maqbarah Mushiyan) pun menjadi objek penting yang tidak lupa dikunjungi.
Di perjalanan peserta juga mampir ke tempat budidaya jamur. Nampak para peserta sangat antusias dan banyak bertanya. Mereka juga menunjukkan kekagumannya atas sambutan anggota di tiap mesjid yang kompak menyediakan jamuan. Para peserta pun di sesi ini dapat berdialog langsung dengan warga ahmadi.
Pukul 10.30 WIB peserta kembali ke Gedung Masroor Hall di area mesjid An-Nur untuk mengikuti acara diskusi dan tanya jawab. Acara diawali dengan tilawat Al Quran dan nazm, lalu pemutaran video mengenal Ahmadiyah secara internasional dan video dokumenter perkembangan jemaat Ahmadiyah Manislor dari masa ke masa. Diskusi berlangsung singkat hanya sekitar 1, 5 jam. Beberapa pertanyaan yang diajukan para peserta antara lain mengenai kiprah wanita ahmadi, pandangan ahmadiyah terhadap budaya dan agama, peran anggota dalam politik praktis dan lain-lain.
Di akhir acara, ketua jemaat Manislor, Bp Yusup Ahmadi, memberikan kenang-kenangan berupa piagam ucapan terimakasih yang diterima perwakilan peserta, seorang profesor dari USA yang beragama Yahudi. Setelah itu Mln Irfan (Mubda Jabar-10) memberikan beberapa buku jemaat dan brosur yang diterima secara simbolis oleh prof Riswanto, peneliti senior di LIPI. Pada kesempatan ini semua peserta juga mendapatkan buku-buku jemaat sebagai bentuk souvenir.
Setelah doa penutup dan santap siang, peserta berfoto bersama dengan beberapa pengurus dan anggota jemaat di halaman mesjid An-Nur. Panitia berharap kegiatan ini memberikan pengalaman dan kesan positif bagi para peserta dan membawa kemajuan bagi Ahmadiyah di Manislor.
Kontributor : Mln. Irfan Maulana – Mubda Jabar X.