Pada tanggal 22 Mei 2022 pimpinan Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional, Yang Mulia Hazrat Mirza Masroor Ahmad ATBA, Khalifatul Masih ke-5 menyampaikan pidato sambutannya menandai 100 tahun didirikannya Lembaga Musyawarah atau dikenal dengan sebutan Majelis Syura dalam organisasi Jamaah Muslim Ahmadiyah.
Yang Mulia menyampaikan pidatonya dalam sesi penutupan Majelis Syura Jamaah Muslim Inggris. Juga pada saat yang sama beberapa negara seperti German, Belgia, Kanada, dan Guinea Bissau melaksanakan Majelis Syura serta mengikuti pidato yang Mulia Huzur secara virtual.
Kegiatan ini juga menandai pertama kalinya yang Mulia hadir menyapa secara tatap muka dalam kegiatan umum ke publik sejak pandemik covid 19.
Dalam pidatonya yang Mulia memberi tekanan pada besarnya tanggung jawab yang diemban para delegasi peserta Majelis Syura dan perbedaan Majelis Syura di dalam Muslim Ahmadiyah dengan bagaimana sidang atau rapat suatu partai politik.
“Alhamdulillah tahun ini menandai seratus tahun berdirinya Lembaga Majelis Syura, dan saya berharap semua anggota syura akan mengambil cahaya di atas tonggak sejarah ini dan menghargai betapa Lembaga Majelis Syura ini semakin kuat dari waktu ke waktu sejak didirikannya dan semakin luas jangkauannya. Secara sepintas saja kita bisa melihat dalam sejarah Jamaah Ahmadiyah cukup bukti bahwa pertolongan dan dukungan dari Allah Ta’ala selalu berada di sisi kita dan membuat kita mampu meraih kemajuan dan penghargaan dan ini tiada lain karena adanya Lembaga Majelis Syura ini. Benih beberkat yang ditabur seratus tahun lalu tidak hanya telah berakar kuat tapi juga berbunga dan buahnya tersebar ke seluruh dunia.”
Huzur mengingatkan bahwa Lembaga Majelis Syura berbeda dari Lembaga atau badan dunia lainnya. Kita bisa melihat dalam lembaga parlemen atau sidang suatu lembaga dunia betapa banyak perdebatan yang tidak berguna dan membawa pada pertikaian di antara anggota sidang tersebut. Pada akhirnya menabur benih perpecahan di antara mereka sendiri dan juga sering menaikan ketegangan antara negara seperti yang terjadi di dunia sekarang.
Pastinya setiap anggota delegasi sidang mengedepankan kepentingan atau kesetiaannya pada kelompok atau partainya di atas kesetiaan pada negara yakni kebenaran dan keadilan. Atas rahmat Allah Ta’ala Lembaga Majelis Syura ini tidak seperti perkumpulan orang -orang duniawi atau politik. Tetapi ini adalah badan musyawarah yang memiliki nilai dan derajat lebih tinggi dibanding badan parlemen atau kongres. Hal ini bisa terjadi selama para anggota Majelis Syura memiliki integritas dan menunjukan standar moral yang tinggi bebas dari segala bentuk kepentingan politik dan kecurangan.
Tujuan utama dari Majelis Syura adalah merumuskan rencana -rencana dalam menyambut seruan tujuan datangnya imam zaman, Imam Mahdi as. yang diutus untuk menghidupkan kembali kemuliaan dan menegakan ajaran Islam yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Serta menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia. Oleh karena itu menjadi tugas peserta Majelis Syura untuk memberikan masukan yang tulus kepada Khalifah yang merupakan bapak ruhani dari semua Jamaah Muslim Ahmadiyah. Kemudian khalifah akan menerima ajuan atau usulan dari hasil Majelis Syura tersebut untuk dipertimbangkan bahwa masukan bertujuan dalam memfasilitasi penyebaran tabligh Islam dan menarik manusia ke haribaan Allah ta’ala serta memenuhi hak satu sama lain.
Beliau bersabda bahwa para peserta Majelis Syura harus memahami Majelis Syura adalah badan yang disatukan dalam suatu tujuan yang sama. Jadi para peserta harus memenuhi tugasnya dengan keseriusan dan integritas yang tinggi. Jika anda mengikuti Majelis Syura dengan semangat seperti ini, maka anda tidak akan berpikir bahwa hanya anda sendiri yang benar atau pikiran anda lebih baik dari yang lain. Anda tidak akan mencari kelompok seperti dalam kegiatan sidang partai politik, tetapi anda akan mengenali bahwa sebagai peserta Majelis Syura, sebagai anggota jemaat, hanya ada satu partai yang di dalamnya kita ingin berkorban dan menjadi bagiannya yaitu partai milik Allah Yang Maha Kuasa.
Yang Mulia Huzur mengingat kembali seratus tahun yang lalu, beliau menyebutkan bagaimana sederhananya Majelis Syura tahun 1922 ketika itu budget jemaat pusat hanya memiliki dana 55.000 rupees. Namun sekarang menurut beliau budget jemaat nasional sebuah negara memiliki jutaan foundsterling.
Tak bisa dipungkiri bahwa rahmat dan karunia Allah Ta’ala selalu tercurah dengan luasnya kepada jemaat. Ada suatu saat dulu ketika jemaat tak memiliki dana untuk membayar tunjangan para waqafin. Selama waktu sulit itu mereka menunjukan kesabaran yang tinggi dan keyakinan pada Allah Ta’ala. Mereka tidak pernah mengeluh jika tidak menerima tunjangan, malah mereka dan keluarganya menghadapi rasa lapar dan kesulitan dengan cara hidup yang sederhana sambil terus memberikan pelayanan kepada jemaat dengan semangat, tulus, dan tabah. Kita tidak boleh melupakan pengorbaanan mereka, malah pengorbanan mereka itu harus menjadi contoh bagi para waqafiin, panitia, dan para peserta Syura. Setiap anggota Ahmadi harus menyampaikan rasa syukur kepada Allah Ta’ala karena keadaan keuangan jemaat sekarang ini meningkat pesat dibandingkan saat dulu.
Karena itu sebuah pertanyaan harus kita ajukan pada diri kira sendiri, apakah kita masih memiliki semangat berkorban, toleransi dan kesabaran seperti sebelumnya. Apakah kita siap melayani Islam dengan semangat yang sama seperti para pendahulu kita dan apakah kita siap memberi pengorbanan yang mungkin dibutuhkan demi tegaknya keyakinan kita, atau apakah kata kata dalam janji baiat kita itu kosong tak memiliki makna ? ini adalah suatu bahan renungan bagi peserta Syura dan Panitia.
Kemudian Huzur menyebutkan dalam pidatonya bahwa buku buku termasuk Al-Qur’an telah dicetak dalam jumlah yang besar oleh departemen Isyaat untuk penyebaran dakwah Islam yang damai
Dalam menghadapi tantang dunia saat ini Yang Mulia Huzur bersabda: “Berkenaan dengan Isyaat, buku-buku akan didistribusikan baik ke toko buku di tingkat daerah atau nasional. Dan buku-buku tersebut juga akan berada di rumah-rumah para Ahmadi dan relasi luar kita dari seluruh dunia. Sesuai dengan itu divisi UK Jamaah Muslim Ahmadi dan divisi lainya yang mendengar pesan saya ini harus berusaha dengan sekuat tenaga mendistribusikan literatur-literatur kita lebih banyak dari jumlah sebelumnya. Literatur itu harus disebarkan lebih jauh dan luas lagi kepada khalayak umum sehingga ajaran Islam yang damai dan keyakinan kita bisa tersebar secara luas. Lebih dari itu, para anggota Ahmadi harus memiliki dan membaca buku-buku jemaat sehingga bisa diberikan kepada para koleganya.”
Kemudian Huzur berpesan bahwa dengan cara yang sama kita harus memanfaatkan media sosial dalam menyampaikan pesan damai Islam Ahmadiyah ini ke seluruh dunia. MTA juga memiliki peran yang penting dalam menyampaikan ajaran Islam sejati. Para peserta Syura dan panitia harus merumuskan usaha bersama dan suatu rencana dalam mengenalkan MTA kepada ghair Ahmadi atau non muslim.
Dalam kesimpulan pidatonya Huzur berpesan:”
“Kita harus berjuang dengan sekuat tenaga yang kita miliki untuk memastikan sebanyak mungkin orang mendengar pesan dakwah Islam Ahmadiyah dan mereka memahami tujuan datangnya Isa Almasih Imam Mahdi as. Hanya dengan hal itu kita bisa dinyatakan memenuhi tujuan dari Lembaga Majelis Syura ini. Dengan itu kita benar-benar berkorban menyambut seruan Khalifah ini, karena dialah yang membimbing jamaah ini sehingga mampu menyebarkan pesan Islam Ahmadiyah mencapai derajat yang lebih tinggi. Kalian bisa berperan meyakinkan bahwa semua anggota jemaat yang disatukan oleh tangan Khalifah ini bergerak dalam arah yang sama menuju kemenangan ruhani Islam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.