Bogor- Tekankan Ruh Pengkhidmatan dalam Kursus Pendidikan Agama 2023, Maulana Isa Mujahid Islam menjelaskan fokus dan tujuan Kursus Pendidikan Agama (KPA) tahun 2023.
KPA tahun ini bertema “Memperkokoh Ruh Pengkhidmatan Generasi Muda Ahmadi yang Unggul,” Mubaligh Ahmadiyah itu menjelaskan secara mendalam perumusan kurikulum yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut.
“Jadi, kurikulum yang kita buat adalah sesuai dengan tema KPA ini, yaitu memperkokoh ruh pengkhidmatan generasi muda Ahmadi yang unggul,” katanya saat ditemui Warta Ahmadiyah.
Pada tahun ini, kata Maulana Isa, KPA dirancang dengan dua kurikulum utama.
Pertama, mengembangkan semangat militansi dalam diri para peserta sehingga menjadi Ahmadi yang aktif dan berkomitmen. Kedua, menciptakan para peserta yang memiliki kualitas unggul dalam menjalankan peran sebagai pengkhidmat agama dan jemaat.
Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kurikulum KPA 2023 telah dibagi menjadi tujuh materi inti yang difokuskan untuk membangun ruh pengkhidmatan generasi muda, meliputi:
Pertama Al-Quran: memfokuskan pada pembelajaran tahsin (mengaji dengan baik) dan tafsir (penafsiran) Al-Quran. Kedua, Hadis: mempelajari hadis dan sunnah Nabi sebagai panduan dalam kehidupan.
Ketiga, Shalat: mengajarkan makna dan teknik pelaksanaan sholat yang benar. Keempat, Pengorbanan: membahas konsep pengorbanan dan pengabdiannya dalam agama. Kelima, Akhlak: menanamkan nilai-nilai akhlak (etika) yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Keenam, Keilmuan: menguak pemahaman mendalam tentang agama dan keyakinan Islami. Terakhir, Nizam Khilafat: mendalami struktur organisasi dan tata kelola Jemaat Ahmadiyah.
Maulana Isa mengakui adanya tantangan dalam membuat materi agama agar menarik bagi generasi muda. Walaupun generasi muda banyak yang menganggap pembelajaran agama membosankan, namun ternyata pembelajaran itu bisa dikemas secara menarik.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya berfokus pada pendekatan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda.
Salah satu contohnya adalah memasukkan materi yang sedang tren atau viral dalam masyarakat. Dengan demikian, materi agama tidak hanya tetap relevan namun juga bisa memberikan pandangan Islami mengenai isu-isu kontemporer.
“Baik, sebenarnya anak muda saat ini memang kritis-kritis dan kita mengangkat materi-materi yang memang sedang trending, yang sedang viral,” ungkapnya.
Maulana Isa Mujahid Islam menambahkan, generasi muda saat ini adalah kritis dan perlu diajak untuk memahami pentingnya agama dalam kehidupan mereka.
“Agar pembelajaran tetap bisa menjadi menarik adalah menyampaikan pengajaran sesuai dengan apa yang menjadi keseharian atau praktik di dalam kehidupan mereka,” lanjutnya.
Melalui pendekatan yang menarik dan materi yang aktual, diharapkan generasi muda dapat merasa terbuka dan akhirnya berkontribusi sebagai pengkhidmat yang berkualitas dalam masyarakat dan agama.
“Jadi tidak menjadi hal yang membosankan lagi,” pungkas Maulana Isa Mujahid Islam.