Bekasi – Jemaat Ahmadiyah se-wilayah Jawa Barat 1 atau se-Bekasi Raya menggelar peringatan Hari Khilafat ke-117 di Masjid Mubarak, Tambun. Acara yang penuh karunia ini menghadirkan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Mln. Mirajudin Sahid, sebagai penceramah utama.
Sejak pukul 09.00 WIB, masjid telah dipadati oleh anggota dan simpatisan dari enam cabang Jemaat: Bekasi, Tambun, Karawang, Bojong, Cikarang Utara, dan Cikampek. Total peserta yang hadir mencapai 542 orang.
Tidak hanya dari kalangan internal, acara juga turut dihadiri oleh perwakilan Gusdurian Bekasi Raya, tokoh masyarakat seperti RW, serta beberapa simpatisan lainnya, menambah suasana hangat dalam semangat persaudaraan. Selain itu, bazzar mini dan pameran buku di lokasi Lajnah meramaikan acara hari tersebut.
Acara dibuka oleh Amir Nasional dan diawali dengan pembacaan Al-Qur’an oleh Abdul Rohim, disusul sari tilawah oleh Mahmud Yusuf. Penampilan nazm dilantunkan oleh Danis dan Habib dari Khuddam Tambun, menambah semarak suasana.
Dalam sambutannya, Ketua Jemaat Ahmadiyah Tambun, Syaiful Bahri, mengajak seluruh anggota untuk merenungkan nikmat besar dari Allah atas keberadaan sistem Khilafat Ahmadiyah yang kini memasuki tahun ke-117.

Ia menegaskan bahwa Khilafat merupakan tonggak persatuan dan petunjuk dalam keimanan serta sumber keberkahan bagi umat manusia. Ia menambahkan, “Peringatan Hari Khilafat bukan sekadar seremonial, melainkan sarana untuk memperbarui keimanan, menumbuhkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, memperkuat ukhuwah Islamiah, serta menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan.”
Baca juga: Sambut Tamu Jemaat, Lajnah Imaillah Tanjung Medan Buat Bantal Dakron
Amir Daerah Jabar 1, dr. Deden Djatnika dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini adalah karunia besar dan keistimewaan bagi Jemaat di wilayah tersebut. Dengan target kehadiran sekitar 600 orang, acara ini diharapkan dapat menambah ilmu, meningkatkan keimanan, serta membawa keberkahan di wilayah Jabar 1.
Ceramah Utama Amir Nasional
Dalam ceramah utamanya, Mln. Mirajudin Sahid mengangkat Surah An-Nur ayat 56 sebagai landasan spiritual Khilafat. Ia menegaskan bahwa keberadaan Khilafat adalah bukti dari Allah SWT atas hadirnya orang-orang beriman dan beramal saleh. Khilafat bukanlah bentuk kekuasaan politik, tetapi sistem rohani yang menghidupkan kembali tauhid dan menegakkan ajaran Islam sejati.
Beliau menekankan bahwa dalam setiap masa, hanya ada satu Khalifah yang sah, sebagaimana sistem Khilafat Rasyidah dan Khilafat ‘ala Minhajin Nubuwwah yang dijanjikan Rasulullah SAW akan berlangsung hingga hari kiamat.
Amir Nasional juga menyoroti hubungan sejarah antara Indonesia dan Khilafat. Khalifah kedua, Hz. Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a., pernah menyurati kepala negara Indonesia dan mendoakan kemerdekaannya, serta mengirimkan tabaruk berupa tulisan wahyu asli dari Imam Mahdi a.s. Kunjungan Khalifah keempat ke Indonesia pun dikenang melalui syair “Jayalah Indonesia” sebagai doa dan harapan untuk kemajuan bangsa.
Pada tahun 1993, saat berlangsungnya baiat internasional pertama bersama Khalifah, Mln. Mirajudin Sahid termasuk dalam lima perwakilan dari lima benua yang memegang tangan Khalifah, menjadi saksi penting dalam sejarah Jemaat.
Ceramah ditutup dengan ajakan kepada seluruh anggota untuk terus membangun “kerajaan Khilafat” melalui doa, perenungan, dan pengorbanan demi tegaknya sistem Khilafat yang akan terus terjaga hingga akhir zaman, sebagaimana janji Allah SWT.
Kegiatan Penutup
Sebagai penutup, Mln. Nashirudin, Mubaligh Wilayah Jabar 1, memimpin sesi kuis interaktif dengan berbagai hadiah menarik. Pertanyaan-pertanyaan seputar ceramah Hari Khilafat diajukan kepada perwakilan badan-badan dalam Jemaat, menjadikan suasana semakin semarak dan penuh antusias. Di akhir acara setelah doa penutup, dilakukan foto bersama, yang kemudian sholat berjamaah lalu menyantap makan siang bersama.
Kontributor: Sofia Farzanah
Editor: Talhah Lukman A