Bandung– Di era 5.0, dunia semakin berkembang pesat, termasuk dalam bidang teknologi, sosial, dan keagamaan.
Menuntut masyarakat untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang relevan agar dapat bersaing.
Hal ini juga berlaku bagi para Waqf e Nou. Mereka dituntut untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang relevan agar dapat berperan secara optimal dalam menyebarkan ajaran Islam dan memajukan masyarakat.
Seminar Waqf e Nou Nasional 2.0 yang digelar membahas berbagai hal terkait persiapan Waqf e Nou dalam menghadapi era 5.0 pada Sabtu, 27 Januari 2024, di Masjid Mubarak, Bandung, Jawa Barat.
Drs. Rohyan Sosiadi, salah satu narasumber, menyebutkan ada tiga karir yang relevan di 5.0 bagi Waqf e Nou;
Bidang Keislaman atau keagamaan
Karir di bidang keagamaan, seperti menjadi mubalig, ulama, guru, atau dai, sangat dibutuhkan di era 5.0.
Hal ini karena, ilmu keagamaan dinilai memiliki urgensi menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi ideologi, budaya, maupun teknologi.
Selain itu, masyarakat akan semakin terpapar oleh berbagai informasi dan ideologi yang beragam.
Oleh karena itu, para Waqf e Nou laki-laki sangat diperlukan untuk lebih banyak lagi menempuh pendidikan di Jamiah Ahmadiyah Internasional.
Jamiah Ahmadiyah Internasional merupakan pusat pendidikan milik Jemaat Ahmadiyah yang mencetak para mubalig yang menyebarkan syiar Islam di Asia dan dunia.
“Karir yang memang relevan di masa yang akan datang adalah satu adalah di jamiah. Kenapa di jamiah? Karena untuk menguasai ilmu di masa yang akan datang, ilmu yang paling unggul itu adalah ilmu keagamaan. Dan wadahnya di dalam jemaat adanya di wadah jamiah,” katanya.
Bidang bahasa
Karir di bidang bahasa, seperti penerjemah, penulis, atau jurnalis, akan semakin dibutuhkan di era 5.0.
Bahasa perlu dipelajari atau dikuasai oleh para wakafin karena dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat menjelaskan lebih rinci tentang Al-Qur’an dan perjalanan Rasulullah SAW.
Kebutuhan para wakafin yang menguasai bahasa Arab, Urdu, dan Inggris sangatlah tinggi.
Hal ini karena, masih banyak tulisan dan pemikiran pendiri Komunitas Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tulisan dan pemikiran tersebut penting untuk diterjemahkan karena mengandung inti ajaran Islam yang akan menunjang syiar Islam ke berbagai lini masyarakat.
“Alasan yang kenapa bahasa harus didalami atau dikuasai oleh para wakafin yaitu sumber ilmu pengetahuan yang bisa menjelaskan lebih rinci dari Al-Quran dan perjalanan Rasulullah SAW adalah di Imam Akhir Zaman yaitu adalah dari Hazrat Imam Mahdi as,” lanjut Drs. Rohyan.
Bidang sosial
Karir di bidang sosial, seperti menjadi dokter, psikolog, atau pekerja sosial, juga dibutuhkan di era 5.0.
Kebutuhan para profesional di bidang sosial menjadi urgensi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
Terlebih lagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia mendapatkan amanah langsung dari Khalifah Islam agar memiliki rumah sakit sebagai pusat pelayanan para Ahmadi di Indonesia.
Drs. Rohyan Sosiadi menilai, karir yang disebutkan tadi haruslah dilandasi oleh ilmu ilahiyah dan spiritualitas.
Hal ini karena ilmu ilahiyah akan memberikan perspektif yang komprehensif dalam berbagai kehidupan sosial, sedangkan spiritualitas akan memberikan kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan.
Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
“Karir yang ada kaitannya dengan hubungan kegiatan sosial masyarakat. Sebaik-baiknya manusia memberikan manfaat kepada masyarakat,” tutupnya.