Senin (31/8) di Pantai Kuta yang ramai, sekitar tiga ratus tukik (anak peyu) berhasil dilepaskan ke habitat aslinya. Kegiatan ini dipelopori oleh Bali Sea Turtle Society (BSTS) sebagia bentuk menjaga kelestarian alam. Anak-anak dipriorotaskan untuk ambil bagian.
Sekitar tiga ratus orang berkumpul sejak pukul 16.30 Wita di depan BSTS. Bukan untuk berdemo melainkan untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pelepasan tukik. Mulai dari anak-anak, remaja,dewasa hingga orang tua semua turut serta dalam keigatan ini.
Sebelum pelepasan dimulai peserta diberikan pengarahan terlebih dahulu. Pak Agung (Mr. Turtle) memberikan arahan cara melepas penyu yang baik dan benar. Tujuanya supaya tukik tidak stress. Mr. Turtle sendiri merupakan pelopor konservasi penyu di Pantai Kuta.
Peserta mengambil penyu yang sudah siap dilepas dengan tertib. Caranya setiap peserta diberikan wadah kecil menyerupai kotak nasi. Disanalah penyu yang diambil peserta diletakkan. Pihak BSTS memberikan prioritas kepada anak-anak. Dengan mengenalkan penyu sejak dini kepada anak-anak diharapkan kelak ketika sudah dewasa anak tersebut memiliki kepedulian terhadap alam.
Peserta yang sudah mendapatkan tukik langsung diarahkan langsung menuju pantai. Semua peserta berjejer membentuk barisan tanpa melewati garis batas melepas penyu. Panitia memberi komando kepada peserta untuk melepaskan penyu. Pada hitungan ketiga semua yang memegang penyu harus melepaskanya. “are you ready!”teriak salah seorang panitia. Kemudian peserta dengan semangat menjawab “ yes”.
Pada kesempatan kali ini Alhamdulillah dari pemuda muslim ahmadiyah Bali ada yang ikut ambil bagian. Diwakili oleh dua orang khuddam (pemuda muslim ahmadiyah), keduanya pun mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Kegiatan ini pertama kali diikuti oleh khuddam. Sebelumnya sudah ada yang ikut tapi secara individu saja.
Mr Turtle mengungkapkan pelepasan tukik kali ini sudah yang kesekian kalinya. Dia sendiri tidak bisa mengingat dengan pasti sudah yang berapa kali untuk tahun 2015 ini. “untuk tahun 2015 sudah sering, kami sampai lupa”. Menurutnya untuk bulan agustus saja pelepasan penyu yang dilakukan BSTS sudah 15 kali.
Penyu yang dilepaskan kali ini semuanya adala jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Penyu ini paling banyak ditemukan disekitaran Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai Jerman bahkan sampai di Jembrana.
Menurutnya meskipun di Bali ada juga konservasi penyu yang lain, tapi jumlahnya tidak sebanyak yang ada di Pantai Kuta. Mr Turtle tidak bisa mengira-ngira sampai kapan penyu yang mendarat di Pantai Kuta berakhir untuk tahun ini. “sekarang ada perubahan, tahun lalu November masih ada yang bertelur, Januari kita “release” katanya. Menurutnya saat ini sangat sulit sekali mengetahui perubahan. Penyu yang mendarat biasanya dibulan Maret sampai dengan September. “sekarang Januari penyu sudah bertelur” tambahnya.
Dari ratusan orang yang datang, beliau heran. Pasalnya hampir semua yang datang pada pelepasan penyu adalah wisatawan asing. Berkenaan dengan ini Mr. Turtle pun membenarkannya. “kita sudah berusaha untuk orang pribumi ikut terlibat apalagi orang lokal, tapi malahan orang luar yang lebih dominan. Tapi ya mau bagaimana lagi ”. Pungkasnya.
Mr turtle juga menambahkan hal yang paling penting adalah kita sudah menyelamatkan telor penyu. “yang penting kita bisa mengembalikan ke habitatnya” tegasnya.
Dari ratusan wisatawan mancanegara yang datang, ternyata ada diantara mereka yang sudah beberapa kali menjadi relawan. Salah satunya adalah Mark warga negara asing kebangsaan Inggris ini mengaku dirinya sudah cukup lama menjadi relawan BSTS. “it’s really fantastic, they work in the night looking up for the mother coming up to the beach. When the mother get the beach they get a hole and laying the eggs. 02.00 or 03.00 clock in the morning everyday they here looking up for the eggs”. (ini sangat luar biasa, mereka bekerja pada malam hari mencari penyu yang mendarat di pantai. Ketika penyu sampai di pantai mereka membuat lubang dan bertelur disana. Pukul 02.00 atau pukul 03.00 pagi mereka setiap hari mencari telur penyu”). Mark sudah 40 kali mengikuti pelepasan penyu dan sering juga membantu menemukan telur penyu.
“Untuk kedepanya insya allah khudam akan kami kerahkan untuk mengikuti acara semacam ini” tambah pengurus MKAI Bali. (j.or)