Yogyakarta- Mewakili Agama Islam, Ketua Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta, Ahmad Saifudin membawakan sebuah puisi yang berjudul ‘Surat Untuk Gusdur’, pada acara peringatan sewindu wafatnya Presiden Indonesia ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur bertajuk Ziarah Budaya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Senin, (05/02).
Bersama pegiat lintas agama diantaranya, Elga Sarapung, Widi (Kristen), Suster Maria (Katholik), Chuchu (Kong Hu Chu), Bante (Budha), dan Wayan (Hindu). Saifudin (Islam) membawakan sebuah puisi dihadapan ribuan peserta yang hadir.
“Selamat merayakan perbedaan di sana, Gus Dur. Kami yakin keadilan dan damai sedang mendekat. Kami juga sedang merayakan perbedaan dan tetap akan merayakannya sepanjang hidup kami. Perbedaan Tuhan punya. Perbedaan adalah kita semua untuk Indonesia yang adil, beradab dan damai”, salah satu bait puisi surat untuk Gus Dur yang dibacakan oleh Saifudin.
Setidaknya 1.300 undangan datang untuk mengenang tokoh pluralisme itu. Serangkaian acara haul Gus Dur dihadiri isteri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Ulil Abshar Abdalla, dan Mahfud MD didapuk untuk memberikan pidato kebudayaan.
Dalam pidato kebudayaannya, Prof. Mahfud MD menjelaskan sosok Gus Dur yang membela kemanusiaan dan turun langsung kelapangan.
“Beliau memberi contoh ketika Masjid Ahmadiyah diserang FPI, maka Gus Dur turun membela Ahmadiyah mengusir para penyerang”, ujar Prof. Mahfud MD.