Pelatihan Konseling dan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) dilaksanakan selama 3 hari yaitu hari Kamis-Sabtu tanggal 13-15 Februari 2020 di Paud Citra RW 01, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diikuti oleh 13 orang yang terdiri dari ibu-ibu kader se-RW 01 dan Lajnah dari Lenteng Agung ada 2 orang.
Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi jumlah anak yang mengalami stunting.
Menurut data Kemenkes, jumlah anak di Indonesia sebanyak 30% nya mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak yang disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Penyebab stunting dikarenakan rendahnya akses terhadap makanan, sehingga ibu pada masa remaja kurang nutrisi, bahkan dimasa kehamilan dan menyusui. Disamping itu pada masa bayi dan anak tidak mendapatkan asupan sesuai dengan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak. Berdasarkan dokumen Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF) merekomendasikan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah 1). Memberi kesempatan pada bayi untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir, 2). Menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai umur 6 bulan, 3). Mulai memberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang bergizi sejak bayi usia 6 bulan, 4). Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga, dan masyarakat terhadap informasi tentang pola makan terbaik bagi ibu hamil, ibu menyusui bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Bidan Praktek Swasta dan sebagainya perlu memiliki tenaga yang terlatih agar dapat membantu ibu dan keluarganya dalam pemberian makan bayi dan anak. Oleh karena itu, diharapkan pada ibu-ibu kader yang telah mengikuti pelatihan konseling PMBA ini dapat berkontribusi dalam memberikan edukasi dan membina ibu hamil, menyusui, dan ibu yang memiliki anak sampai usia 2 tahun.
Materi demi materi disampaikan dengan baik dan jelas oleh Ibu Lismartina sebagai perwakilan dari Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Sebelum peserta diberikan materi, terlebih dulu dilakukan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu-ibu tentang PMBA. Setelah melakukan pre-test, peserta sangat antusias menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber. Kegiatan semakin menarik karena disela-sela pemberian materi diselipkan metode-metode semacam diskusi kelompok dan games serta dilengkapi oleh kegiatan menyanyi yang berhubungan dengan materi yang disampaikan sehingga membuat suasana tidak menjenuhkan.
Hari kedua dan ketiga, kegiatan yang dilakukan lebih mengarah praktek langsung ke pasien, yakni praktek mengukur berat badan dan panjang badan anak, mengisi KMS, dan praktek konseling pada ibu menyusui dan ibu yang memiliki anak usia dibawah 2 tahun. Peserta terlihat semakin antusias dan gembira dalam mengikuti proses pelatihan ini.
Tiba saatnya di penghujung acara, peserta diberikan post-test untuk mengetahui apakah materi yang diberikan sudah dipahami dan dimengerti. Saat dievaluasi, hasil post-test menunjukkan peningkatan skor dari para peserta, yang artinya bahwa materi yang diberikan sudah dipahami dengan baik. Acara kemudian ditutup dengan pembagian sertifikat, foto bersama, dan doa penutup. Semoga pelatihan konseling ini dapat memberikan manfaat dan membantu mensukseskan program pemerintah dalam mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Kontributor : Rani Soraya W