Nganjuk – Paguyuban News, Kerukunan umat beragama dan kepercayaan akhir akhir ini teruji dengan banyaknya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas beragama di beberapa daerah di Indonesia. Namun berbeda dengan yang terjadi sejak lama di sebuah kampung Ngadirejo, kecamatan Tanjunganom.
Siang itu, Sabtu (15/2/2020) di sebuah desa yang secara alami tumbuh kehidupan damai dan guyub rukun satu sama lainnya, digelar bakti sosial dan pengobatan masal gratis yang dihadiri lintas agama, kepercayaan dan lintas ormas, selain warga umum.
Ya, di kampung yang jauh dari kota Nganjuk ini, hidup masyarakat yang berbeda keyakinan. Disana ada umat Muslim, Kristiani, Budha, juga banyak Kepercayaan ilmu sejati dan sapto dharmo.
Untuk mengukur seberapa istimewa kampung ini, paguyuban pimpinan lintas agama dan kepercayaan, bekerjasama dengan pemerintah desa Ngadirejo, menggelar kegiatan sosial, pengobatan masal gratis. Dengan mengundang pihak RS Baptis Kediri.
Lebih 600 orang hadir di acara penuh kerukunan itu.
Acara itu digelar dalam rangka HUT Paguyuban lintas agama dan kepercayaan Tanjunganom ke-1, dan HUT RS Baptis ke-63.
Nampak hadir para tokoh lintas agama dan kepercayaan, lintas ormas, Gusdurian, relawan kebersihan Clean the City, Aris Motor, Forkopimcam Tanjunganom, dll.
Siswo Widodo, Kades Ngadirejo mengatakan, bahwa “pemerintah desa Ngadirejo dan ratusan warganya senang dan menyambut baik kegiatan sosial kemanusiaan oleh RS Baptis Kediri. Hal ini atas permintaan pemerintah desa kami. Acara hari ini bisa dibilang sukses, ini semua berkat kerjasama dari direktur RS Baptis, para dokter, perawat bersama stafnya, Kades berserta perangkat dan stafnya, ditambah lagi ketua, pengurus dan anggota Paguyuban lintas agama dan kepercayaan. Kita saling mendukung, sehingga terlaksana kegiaatan social di Ngadirejo ini, Alhamdulillah berjalan lancer, aman dan ini melebihi dari target yang diperhitungkan”
Ngadirejo Kampung Multikultural
Menyikapi kebiasaan di beberapa tempat perihal adanya kekhawatiran jika bekerjasama dengan RS Baptis mengadakan Baksos yang identik dengan agama Kristen. Kemudian hadir pula para tokoh lintas agama dari Hindu, Budha, tokoh Kepercayaan, serta Ahlul Bait Indonesia (Syiah) dan Jemaah Ahmadiyah.
Kades yang dikenal rendah hati ini sangat bijak sikapi hal itu, dengan menunjukan sifat sebagai seorang bapak bagi warganya, mengayomi semua pihak.
“Ya itulah yang namanya kepala desa itu kan bapaknya orang banyak, dan indonesia itu kan berideologi Pancasila, berbeda beda tetapi tetap satu. Kita tidak bisa memaksakan kehendak. Meskipun Islam itu mayoritas, kita tidak boleh berlaku sewenang-wenang atau ingin menang sendiri. Kita harus menghargai, menghormati yang minoritas”.
“Alhamdulillah, selama menjabat sebagai kepala desa, kami berkontribusi menyatukan masyarakat yang berbeda agama, berbeda kepercayaan, tidak menghalangi kita bersatu, guyub rukun. Disini selain Islam, umat Kristen dengan rumah ibadahnya, disini juga pusatnya Kepercayaan ilmu sejati di kecamatan Tanjunganom, selain itu ada juga bebrapa kepercayaan lain seperti Sapto Dharmo. Alhamdulillah bisa hidup rukun dan nyaris tidak ada gesekan satu sama lain”, imbuhnya.
Pihaknya juga menyatakan, bahwa Ngadirejo kedepan punya gagasan akan menjadi desa percontohan kerukunan, pilot project percontohan keharmonisan. Inilah ngadirejo. Kita akan menjadikan sebagai kampung Multikultural, kami bisa menerima perbedaan.
Pesan Kades, untuk kabupaten Nganjuk, supaya bisa belajar dari desa Ngadirejo, ini sesuai visi misi bupati “bangun deso, toto kuto, nyawiji, guyub rukun”.
“Jika kita ingin seperti ini ya kita tidak usah melihat perbedaan agama dan kepercayaan apapun, tapi kita ini warga Nganjuk. Kita wajib menyatu, sehingga kita bisa benar-benar nyawiji”, tegasnya.
Kesan Aksi Pelayanan Sosial Pengobatan Gratis
Aksi pengobatan gratis di Ngadirejo mendapat kesan positip dan sambutan hangat dari ratusan warga dan para tokoh lintas agama dan kepercayaan.
Terlebih dahulu, Dr. R.E Grace L, Sp.M, direktur RS Baptis Kediri mengapresiasi kesuksesan acara. Ia mengatakan, “Kegiatan ini dalam rangka HUT RS Baptis yang ke-63. Kami senang mendapat sambutan hangat disini, dan masyarakat disini sangat antusias hadir untuk berobat, bisa menerima kami, tidak merasa terganggu dengan kehadiran kami. Karena ini murni aksi social kemanusiaan, terimakasih”.
Salah satu dokter Lili RS Baptis terkesan dengan masyarakat Ngadirejo dsk yang begitu antusias , terimakasih dengan penyambutannya.
Ia berharap, pihaknya dapat menggelar kembali kegiatan yang sama. Kehadirannya bisa diterima masyarakat, ia merasa senang.
Gus Hasyim, ketua Paguyuban Lintas agama dan kepercayaan kabupaten Nganjuk, menegaskan bahwa kegiatan ini murni aksi social kemanusiaan.
“Kegiatan hari ini murni social kemanusiaan dari RS Baptis Kediri, tidak ada unsur politik atau agama. Berobat kepada siapapun tidak masalah, orang Islam berobat kepada dokter atau rumah sakit Kristen boleh, begitu juga orang Kristen berobat ke rumah sakit Islam juga boleh”.
Ketua Paguyuban Pimpinan Lintas Agama dan Kepercayaan kecamatan Tanjunganom, Dirgayasa mengucapkan banyak terimakasih pada pihak RS Baptis Kediri yang telah berkontribusi dalam pelayanan kasih kepada sesame, pelayanan kemanusiaan di desa Ngadirejo ini.
Ia berpesan, “Harapan kami dengan adanya pelayanan social ini, akan bermanfaat bagi masyarakat yang ada di desa ini dan menjadi keberkatan tersendiri”.
“Kami juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-63 untuk RS Baptis, doa kami kiranya RS Baptis makin maju, makin disukai masyarakat, dan menjadi berkat”, katanya.
Gus Arif, koordinator GUSDURian Nganjuk SCD terkesan dengan acara ini. “Menurut saya, ini sebuah kegiatan yang bernilai positip dan luar biasa. Buktinya, pertama animo masyarakat begitu besar. Kemudian, seluruh aparat desa kompak mendukung acara itu. Untuk kegiatan baksos, semoga paguyuban lintas agama dan kepercayaan Tanjunganom bisa terus eksis dan berkiprah untuk jalin persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat, dalam prinsip bhineka tunggal ika dan dalam NKRI”.
Gus Arif, yang juga sebagai seorang akademisi IAIN Kediri ini, mengucapkan selamat.
“Saya ucapkan selamat HUT RS Baptis Kediri ke-63, semoga terus berkibar membantu masyarakat sesuai di bidangnya. Semoga kedepan bisa membantu masyarakat lebih baik lagi, lebih meluas lagi wilayahnya. Semoga sukses selalu”.
Ia pun mengucapkan selamat kepada Paguyuban Lintas agama dan kepercayaan Tanjunganom. “Selamat HUT ke-1 untuk paguyuban, sukses selalu dan selalu membawah berkah bagi semua orang”, imbuhnya.
Pdt. Stefanus Marbun menambahkan, “Paguyuban Pimpinan Lintas Agama dan Kepercayaan Tanjunganom, kita memang beda kepercayaan tapi kita bisa hidup rukun bersama. Apa yang kita lihat hari ini sangat antusias, masyarakat Ngadirejo sangat luar biasa untuk menghadiri Bakti social hari ini dan berjalan dengan lancar. Harapan kita kedepan kegiatan seperti ini bisa berlanjut. Kedepan di desa-desa lain juga bisa mengadakan kegiatan yang sama, seperti hari ini kita bisa bekerjasama dengan RS Baptis Kediri”.
Gus Tareka Aziz, pengelola Ponpes Salafiyah Kelutan, Ngronggot pun berkesan dengan kegiatan social yang penuh kedamaian.
“Kegiatan seperti ini sangat positip, ini perlu dilaksanakan di waktu waktu lain di desa-desa lain atau kecamatan kecamatan lainnya. Karena menurut saya dan juga masyarakat pada umumnya merasakan manfaat yang sangat besar akan kegiatan seperti sekarang ini”.
Ajimin, seorang warga Ngadirejo yang datang bersama keluarganya merasakan kegembiraan ada pengobatan gratis di kampungnya. “Saya ketika mendengar ada pengobatan gratis yang diselenggaran di desasaya, saya merasakan senang. Saya tidak berpikir panjang, langsung berangkat ke lokasi balai desa, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya sekeluarga dan warga yang lain. saya berharap diadakan lagi”.
Basoni warga lainnya pun punya kesan sama. Ia pada saat awal datang ke lokasi balai desa Ngadirejo, ia melihat banyak warga yang hadir. Ia juga melihat para perawat dan dokter sibuk melayani pasien yang begitu banyak. Dari dusun Jaruman ada sekitar 50 orang hadir di lokasi Baksos. Dirinya dan warga tidak riskan dengan kehadiran pelayanan yang diadakan RS Kristen. Ia tidak mempermasalahkannya. Siapapun itu, menolong sesame adalah yang yang utama”.
Indri Kinanti, pengurus Kepercayaan Sapto Dharmo, merasa senang hadir di kegiatan sosial ini, karena sangat meriah, sangat bermanfaat bagi masyarakat Ngadirejo dan umumnya bagi semua yang hadir.
“Semoga paguyuban selanjutnya bisa mengadakan lagi di tempat tempat lain. Sehingga kebersamaan umat beragama dan kepercayaan bisa dirasakan diseluruh Nganjuk”, jelasnya.
Bashori dari Ahlul Bait Indonesia (ABI/Syiah) Nganjuk, kesannya sangat berkesan karena yang hadir ternyata banyak. “Hal ini sangat berpengaruh baik baik lingkungan masyarakat setempat dan umumnya di Nganjuk. Ini Perlu diberitahukan kepada yang lain, supaya di tempat lain bisa mencontoh kegiatan yang diprakarsai paguyuban lintas agama dan kepercayaan, ini sesuatu yang luar biasa”.
Pensiunan kepala sekolah ini menambahkan, “kesannya terlihat rukun, ternyata masyarakat Nganjuk bisa menerima perbedaan. Ada Islam, Hindu, Kristen, Kepercayaan, ada Muslim ABI/Syiah, Muslim Ahmadiyah dll. Mereka lebih memilih hidup bersama, bisa duduk berdampingan seperti ini. Warga Indonesia yang paham betul dengan bhineka tunggal ika itu ya seperti ini keadaannya, bisa menerima kenyataan, bahwa kita memang berbeda tapi bisa duduk bersama. Ini perlu terus dilestarikan, supaya tidak terjadi gesekan di masyarakat”.
Pdt. Dr. Daniel Tatang Efendi, M. Th, wakil direktur RS Baptis memiliki kesan tersendiri pada masyarakat Ngadirejo dsk.
“Bakti sosial diminati warga Nganjuk di desa ini, terbukti bapak Kades datang sendiri ke RS Baptis bertemu dengan direktur memohon diadakan pengobatan masal di tempat ini. Sehingga kami pun menyambutnya dengan senang hati hadir disini melayani kesehatan. Saya kira ini sangat luar biasa antusiasme masyarakat yang berobat”.
Masih Dr. Daniel, “momen kali ini sebenarnya khusus/istimewa, karena berbarengan dengan HUT RS Baptis Kediri. Biasanya kami melayani pengobatan seperti ini di tempat lain sekitar 150 orang. Tapi ini mencapai 500 orang, dengan 30 orang dokter. Kali ini bisa dibilang terbanyak dibanding yang kami layani di tempat lain sebelumnya. Di Nganjuk bersama Gus Hasyim dan Paguyuban Lintas agama dan kepercayaan sudah 7 kali, dan di kecamatan Tanjunganom baru sekali ini”.
Ia mengatakan bahwa kegiatan ini istimewa, karena kali ini didukung banyak pihak, seperti paguyuban lintas agama, clean the city, ada Gusdurian juga kepala desa dan staf desa Ngadirejo. Ini sangat positip. Menurutnya, pemerintah desa Ngadirejo sangat antusias menyambutnya”.
Perwakilan Jemaah Ahmadiyah, Sajid Ahmad Sutikno mengatakan, “aksi sosial seperti ini sangat keren dan istimewa untuk sebuah kabupaten yang dikenal sebagai kota angin ini. Ini menurut saya, barometer keharmonisan umat beragama, tidak hanya dilihat sebagai kegiatan kemanusiaan. Ngadirejo bisa menjadi contoh desa multikultural, warganya hidup damai. Buktinya, rumah sakit Kristen menggelar baksos disini aman, tidak ada problem. Saya berharap kerukunan satu sama lain seperti ini semoga tetap terjaga”.
Sementara itu, Ema Rahmatunnisa, perwakilan Lajnah Imaillah, muslimah Jemaah Ahmadiyah Nganjuk, terkesan dengan kegiatan sosial yang libatkan banyak pihak termasuk lintas agama dan kepercayaan.
“Saya sangat terkesan dengan desa Ngadirejo, pak Kades mampu mengayomi semua warganya yang berbeda beda, bisa hidup damai. Hari ini bukan hanya kegiatan sosial bekerjasama dengan RS Baptis saja, namun ini istimewa, kampung ini benar benar penuh kesejukan dan warganya rukun. Tidak alergi dengan perbedaan. Yang hadir tidajk hanya dari Muslim, tapi dari Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Kepercayaan. Ada dari Syiah, Ahmadiyah dll. Mantap, tidak ada masalah. Ini indah dan perlu dicontoh desa desa lain di Nganjuk”.
Demikian reportase dilaporkan by SAS