Prancis, (8/10). Khalifah Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan ceramah bersejarah di Markas UNESCO, Prancis. Di hadapan puluhan tetamu terhormat, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan bahwa ceramah ini terlaksana berkat kerjasama yang baik antara Jemaat Ahmadiyah dengan UNESCO.
Dalam ceramahnya, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) berbicara tentang berbagai fakta terkait kemuliaan ajaran Islam mengenai nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) pun menyampaikan berbagai teladan suci Rasulullah (saw) sebagai pahlawan kemanusiaan.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) membuka ceramahnya dengan menyatakan bahwa di satu sisi agama Islam memiliki tujuan yang sama dengan UNESCO yakni untuk meningkatkan nilai kemanusiaan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, keilmuan dan peradaban manusia.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menekankan bahwa Rasulullah (saw) dalam perjalanan sejarahnya pernah mengalami tindakan persekusi yang kejam sehingga beliau bersama para sahabat harus meninggalkan kota kelahirannya, Mekkah menuju Madinah. Dan di kota Madinah lah beliau didaulat menjadi pemimpin berbagai umat. Di kota ini lah Rasulullah (saw) mengadakan perjanjian damai dengan berbagai kaum seperti Yahudi contohnya. Beliau (saw) menjadi pemimpin yang benar-benar menerapkan nilai keadilan dan perdamaian bagi semua kaum tanpa memandang dari mana ia berasal.
Rasulullah (saw) membuat sistem pendidikan yang merata bagi setiap kaum, menetapkan juga sistem pajak yang berbasis keadilan. Hasil dari pajak lantas diperuntukkan bagi kalangan yang tidak mampu dan membutuhkan. Beliau (saw) pun melakukan revolusi dalam kultur perbudakan di Jazirah Arab, dimana beliau (saw) memerintahkan agar setiap majikan berlaku kasih sayang terhadap budaknya bahkan melakukan pembebasan atas perbudakan.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan bahwa Rasulullah (saw) menciptakan sistem kebersihan yang komprehensif, baik itu kebersihan kota maupun jasmani. Pada abad ke-7 Madinah menjadi sebuah kota yang luar biasa dan mampu ‘melahirkan’ lingkungan dan peradaban baru yang penuh rasa simpatik, toleransi dan solidaritas terhadap sesama.
Namun disayangkan jika kemudian wujud Rasulullah (saw) ditampilkan oleh sebagian pihak sebagai pemimpin yang zalim dan hal ini tentunya merupakan fitnah yang keji, justeru kehidupan beliau (saw) dikhidmatkan bagi kemuliaan nilai kemanusiaan
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) kemudian menegaskan bahwa Rasulullah (saw) mengajarkan untuk menjaga perasaan agama lain dan memberikan penghormatan terhadap agama lain. Saat ini terjadi suatu keadaan dimana atas nama kebebasan, sebagian kalangan telah menuduh agama sebagai dalang kehancuran di dunia ini sehingga gelombang kebencian terhadap agama menjadi meningkat.
Terkait menjaga hak orang yang tertindas, Rasulullah (saw) kemudian menyusun suatu sistem agar orang yang tertindas mendapatkan hak-haknya. Beliau (saw) menegaskan bahwa orang kaya tiada memiliki kemuliaan atas orang miskin. Rasullullah (saw) sangat menjaga perasaan orang yang lemah, beliau (saw) memerintahkan agar orang kaya memberikan perhatian pada mereka yang tidak mampu misalnya dengan mengundang makan, membantu, dan kegiatan lainnya.
Mengenai hak wanita, dituduhkan bahwa agama Islam tidak mendukung wanita. Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menegaskan bahwa hal ini adalah fitnah. Justeru Islam lah yang memuliakan wanita. Pada zaman itu Rasulullah (saw) memerintahkan untuk menghormati wanita dengan memberikan hak pendidikan bagi wanita, bahkan beliau (saw) menetapkan suatu hukum bahwa wanita berhak mendapatkan waris.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) kemudian menyampaikan bahwa ajaran Islam pun mengajarkan agar memenuhi hak-hak tetangga, saking begitu istimewanya kedudukan tetangga sehingga para sahabat beliau mengira bahwa tetangga akan mendapatkan waris
Adapun terkait peperangan yang terjadi dalam kilasan sejarah Islam, hal tersebut terpaksa dilakukan semata-mata demi menegakkan kebebasan beragama dan perdamaian. Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menegaskan jika saat itu perang tidak dilakukan maka akan berdampak fatal dimana tidak akan ada tempat ibadah berbagai agama berdiri. Perang tersebut pun dilakukan semata-mata untuk membela diri.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan bahwa saat ini sekelompok umat Islam melakukan perang justeru menyimpang dari ajaran Islam yang hakiki. Tindakan mereka tiada kaitannya dengan ajaran Islam, karena perang yang mereka lakukan hanya untuk mencari keuntungan dunia dan mengeruk harta semata.
Terkait tuduhan terhadap agama Islam sebagai agama yang kuno dan tidak memberikan pencerahan. Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menjawab justeru agama Islam mengarahkan pemeluknya untuk meningkatkan keilmuannya, hal ini tercermin dengan doa yang ada dalam al-Quran, “Robbi zidni ilman” yaitu doa yang menekankan untuk menuntut ilmu dan meningkatkan pengetahuan.
Faktanya, Islam memiliki sejarah gemilang terkait kemajuan dalam hal keilmuan dan pengetahuan. Telah terlahir tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dari kalangan agama Islam seperti misalnya Ibnu Hatam sebagai penemu kamera pertama, lalu pembuat peta pertama adalah umat muslim. Dalam bidang kesehatan Ibnu Nafis dikenal sebagai ahli peredaran darah, Tabib Jabir bin Hayan sebgai ahli kimia dan Algoritma yang demikian penting dalam tekhnologi saat ini ditemukan oleh seorang muslim. Dan peraih nobel pertama dari kalangan umat Islam berasal dari Ahmadiyah yakni Prof. Abdussalam.
Sebelum Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menutup ceramahnya dengan menyampaikan doa, beliau bersabda, “Kecintaaan kepada Allah (swt) menuntut seseorang untuk mengkhidmati sesama manusia”. Demikianlah apa yang tengah Jemaat Ahmadiyah kerjakan di berbagai pelosok negeri, yang terus fokus dalam meningkatkan kwalitas manusia melaui bidang pendidikan, kesehatan, penyediaan listrik, air bersih, dan lain-lain melalui berbagai proyek kemanusiaan. (IAG)