“Mendefinisikan kembali revolusi Moral untuk Perdamaian dan Pengembangan yang berkelanjutan: Setelah-Seabad Ahmadiyah Nigeria” merupakan sebuah cerminan dari peristiwa di dunia kita yang selalu berubah yang penuh dengan korupsi, kekerasan/terorisme serta kemunduran moral.
NIGERIA – Benih permulaan Jamaah Muslim Ahmadiyah Nigeria telah ditanam sejak tahun 1916 ketika penyebaran pesan Masih Mau’ud, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dibawa ke daerah protektorat Utara dan Selatan yang pada waktu itu baru saja bergabung dengan Nigeria. Pusat perkembangan jemaatAhmadiyah dimulai di Qadian pada tahun 1886, dan saat ini telah berpindah ke Pakistan dimana semenjak permulaannya terus menggalakkanpenyebaran pesan perdamaian ke seluruh penjuru dunia.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/nigeria/feed/” number=”3″]
Pertemuan tahunan (Jalsah Salanah) ke-64 sekaligus menjadi peringatan bahwa Jemaat Nigeria telah berdiri selama 100 tahun, dan merupakan sebuah cerminan yang mendalam bagi kontribusi Jemaat pada pemerintah Nigeria. Jamaah Mulim Ahmadiyah banyak berkontribusi pada penyebaran ajaran Islam dan sikap sederhana di salah satu negara benua hitam dengan jumlah penduduk terpadat tersebut hingga mencapai seabad lamanya. Dengan 493 cabang di seluruh negara bagian yang tergabung, Jamaat telah diterima serta tersebar luas dan mencapai jumlah anggota terbanyak di benua Afrika dan menduduki peringkat ‘Sepuluh Besar’ diantara negara-negara lain di dunia dalam jumlah keanggotaannya.
Jemaat Ahmadiyah telah menjadi yang paling unggul dalam perannya di berbagai bidang kemanusiaan di Nigeria. Nyatanya, koran Muslim pertama yang disusun oleh Jemaat sejak tahun 1966 masih diterbitkan secara teratur hingga hari ini. Institusi pendidikan Muslim dasar dan menengah yang dibangun Jemaat pun menjadi pelopor dengan kerangka ajar kurikulum negara barat, dsertai pendidikan moral dan ajaran Islami. Pada bidang kesehatan, Ahmadiyah turut menyumbangkan peran yang tidak sedikit dengan mendirikan berbagai rumah sakit, yang mana menjadikan Jemaat sebagai organisasi Muslim pertama di Nigeria yang menyumbang peranan dalam bidang tersebut. Para pemuda Ahmadiyah juga telah sepenuhnya ikut serta dalam hampirseluruh program pemuda yang ada di Nigeria. Anggota kami memiliki berbagai kelebihan dalam setiap bidang usaha kemanusiaan.
Akan tetapi, tema dari acara Jalsah yakni, “Mendefinisikan kembali revolusi Moral untuk Perdamaian dan Pengembangan yang berkelanjutan: Setelah-Seabad Ahmadiyah Nigeria” merupakan sebuah cerminan dari peristiwa di dunia kita yang selalu berubah yang penuh dengan korupsi, kekerasan/terorisme serta kemunduran moral. Tanpa pembaharuan moral dalam masyarakat kita hari ini, tidak akan ada kemajuan yang berarti. Jamaat Ahmadiyah akan terus mengupayakan usaha-usaha untuk mendefinisikan ulang revolusi moral kita, termasuk menciptakan dan mempertahankan keberlanjutan perdamaian dan perkembangan.
Jemaat Ahmadiyah telah melakukan lompatan besar dalam usahanya untuk menciptakan sebuah bangsa tanpa keburukan yang dapat menghambatpertumbuhan bangsa melalui latihan yang dilakukan para pemuda Jemaat terhadap prinsip-prinsip moral di sekolah-sekolah. Kami ikut mensponsori berbagai program radio dan televisi termasuk program berkala khusus untuk masyarakat Nigeria, terlepas dari afiliasi etnik, politik dan agama, dimana seluruh program tersebut ditujukan demi pendidikan moralitas. Anggota kami merupakan duta besar yang membawa pesan damai dalam setiap pekerjaan mereka sehari-hari, kami hidup dalam prinsip, “Love for All, Hatred for None“.
Pertumbuhan bangsa ini bukan tidak mungkin bisa terhambat oleh keburukan-keburukan yang dapat menghantui kami. Tindakan mendefinisikan prinsip moral masyarakat harus dilaksanakan sekarang juga demi mencegah bencana berskala nasional. Upaya pemerintah federal untuk membersihkan negara dari korupsi merupakan langkah yang bagus dalam arah yang benar. Meskipun kita harus melakukan usaha yang lebih dari itu. Kurikulum sekolahharus dipertimbangkan ulang untuk diberi penambahan pelajaran moral untuk murid-murid kita.
Dalam benak para pemuda harus ditanamkan keyakinan terhadap etos ‘kerja keras akan terbayar’ demi usaha mencabut akar korupsi sementara mereka yang telah menjarah kekayaan negara harus dituntut dan dihukum karena telah mengkhianati amanat yang telah diberikan kepada mereka. Pemerintah dari semua tingkatan harus adil dalam memberikan akses yang seimbang terhadap semua lapisan masyarakat dalam penyaluran sumber kekayaan bangsa. Diperlukan juga adanya penyediaan kesempatan kerja yang seimbang serta keamanan bagi para wanita, para pemuda yang belum bekerja, serta para lansia. Hanya dengan cara ini kita dapat mencapai perdamaian dan kemajuan yang berarti.
Oguntayo adalah Komisi Publikasi, Perayaan Seabad Jamaah Muslim Ahmadiyah, Nigeria.
Sumber: Vanguard
Alih bahasa: Lisnawati
Editor: Irfan S. Ardiatama