‘The Real of Life’ menjadi tema dalam acara kopi AMD 3.0 yang dilaksanakan Sabtu malam 25 Januari 2020 lalu.
Di pengawal tahun ini, Khudam dan LI Depok diajak untuk mengupas apa dan bagaimana mencapai tujuan hidup sebenarnya. 3 Video singkat yang disuguhkan berkenaan dengan kehidupan pun telah mereka bahas bersama.
Diantaranya video mengenai kesibukan anak muda di kota Jakarta yang masih merasa belum cukup waktu, untuk menggapai mimpi-mimpi duniawinya, video keberlangsungan hidup dari kelahiran hingga kematian, lalu ditutup dengan video Khalifatul Masih Rabi rhm mengenai tujuan hidup sebenarnya.
Pembahasan video yang dilakukan Khudam dan LI Depok pun sungguh menarik. Di usianya yang masih terbilang muda, mereka dapat mengeluarkan pola pemikiran yang dapat dikatakan dewasa dengan statement mereka saat menarik kesimpulan dari setiap video yang telah ditayangkan. Satu per satu video dikupas oleh Khudam dan Lajnah dengan sangat apik dan menarik minat untuk mengeluarkan pendapat–pendapat lainnya.
Acara pun semakin menarik, ketika Khudam dan lajnah disuguhkan dengan 3 kasus yang berkenaan dengan realita kehidupan. Studi kasus yang dibedah dengan konsep debat antara 2 kubu pun mulai memanas. Masing – masing kubu benar–benar larut dalam karakternya masing–masing.
Karakter duniawi, yang selalu haus akan kebutuhan dunia hingga luput dari tujuan hidup sebenarnya disandingkan dengan karakter yang senantiasa mengingat Tuhan-Nya, dan sebisa mungkin menyadarkan lawan debatnya.
Kasus ke–3 pun menjadi penutup yang cukup membuat hati terenyuh. Kasus mengenai anak yang begitu memahami tujuan hidup sebenarnya dihadapkan dengan orang tua yang mata hatinya sudah tertutupi hasrat untuk beribadah dikarenakan kesibukan mengumpulkan harta duniawi.
Berbagai macam nasihat diutarakan oleh LI, mengajak orang tuanya untuk kembali kepada tujuan hidup sebenarnya. Tanpa disadari nasihat yang mereka utarakan satu per satu pun benar – benar mengetuk hati. kematangan pola fikir memahami tujuan hidup di dunia ini, ternyata juga dapat dilihat dan dirasakan ada pada generasi muda.
Kontributor: Ny. Mutia Siddiqa Muhsin